Bahkan seiring perjalanan pasar rupiah semakin lemah. Pada pukul 09:31 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.230 di mana rupiah hanya menguat 0,04%. Ada apa ini?Sepertinya investor menunggu rilis data inflasi Maret yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik pada pukul 11:00 WIB. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi bulanan (month-on-month/MoM) sebesar 0,12%. Sementara laju inflasi year-on-year (YoY) adalah 2,5%, dan inflasi inti YoY di 3,055%. Secara bulanan, memang terjadi percepatan laju inflasi karena pada Februari terjadi deflasi 0,08%. Namun secara tahunan, diperkirakan ada perlambatan laju inflasi sebab pada Februari lajunya adalah 2,57%. Inflasi pun semakin mantap ke posisi paling lambat sejak November 2009 atau nyaris 10 tahun lalu. Pelaku pasar menantikan rilis data ini karena bisa jadi akan menentukan arah gerak rupiah ke depan. Jika inflasi domestik tetap 'santai' seperti yang diperkirakan, maka bisa jadi Bank Indonesia (BI) akan mulai mempertimbangkan penurunan suku bunga acuan. Gubernur BI Perry Warjiyo pernah menyatakan bahwa suku bunga acuan sudah hampir mencapai puncaknya. Bahkan Perry juga membuka kemungkinan untuk menurunkan suku bunga acuan, jika stabilitas ekonomi domestik terjaga.
Baca: Pengumuman! BI Siap Turunkan Bunga Acuan, Asal...
Dot Plot The Fed (federalreserve.gov)
|
Baca: The Fed Kalem dan Rupiah Kuat, Saatnya BI Turunkan Bunga?
(BERLANJUT KE HALAMAN 2) (aji/aji)
https://ift.tt/2UkCe6c
April 01, 2019 at 04:31PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Penguatan Rupiah Kok Tinggal 0,04%? Ada Apa Ini?"
Post a Comment