Search

Bak Drakor, Love-Hate Relationship AS-China Aduk Emosi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia menjalani momen yang berat pada pekan lalu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sama-sama melemah secara mingguan. 

Pada pekan kemarin, IHSG melemah tipis 0,02% atau nyaris stagnan. Namun pelemahan itu sudah cukup membuat IHSG terlempar dari kisaran 6.500. 


Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terdepresiasi 0,39% secara point-to-point. Pelemahan ini membuat dolar AS kembali menembus level Rp 14.100. 
Sejatinya IHSG dan rupiah memulai pekan lalu dengan cukup apik dan penguatan pada 2 hari pertama. Penyebabnya adalah aura damai dagang AS-China yang begitu terasa. 

Selepas perundingan intensif selama 2 minggu di Beijing dan Washington, kedua negara terlihat harmonis. Bahkan sudah ada garis besar kesepakatan dagang yang mencakup perlindungan terhadap kekayaan intelektual, perluasan investasi sektor jasa, transfer teknologi, pertanian, nilai tukar, dan halangan non-tarif (non-tariff barrier) di bidang perdagangan. 


Investor semakin berbunga-bunga kala Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menunda kenaikan bea masuk atas impor produk-produk China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%. Seyogianya kenaikan tersebut berlaku mulai 2 Maret. 

Namun karena dialog yang mulus, Trump akhirnya memutuskan untuk menunda kenaikan tersebut sampai batas waktu yang belum ditentukan. Robert Lighthizer, Kepala Perwakilan Dagang AS, mengungkapkan peraturan pemerintah yang mengatur penundaan ini akan terbit tidak lama lagi. 


Bahkan kemudian Trump berencana mengundang Presiden China Xi Jinping ke resor golf miliknya di Florida untuk finalisasi dan pengesahan kesepakatan dagang. Pertemuan itu dijadwalkan berlangsung bulan ini. 
Perkembangan ini membuat pelaku pasar memasang mode agresif. Aset-aset berisiko di negara berkembang Asia menjadi incaran.

Namun mulai pertengahan pekan, sentimen ini mulai mereda. Investor mulai tergoda melakukan ambil untung (profit taking) dari kenaikan yang terjadi sebelumnya. 

Ditambah lagi sikap AS yang berubah kembali galak kepada China. Lighthizer dalam paparannya di depan Komisi Perpajakan House of Representatives menyatakan bahwa sebuah negosiasi tidak akan begitu saja mengubah hubungan dagang AS-China. Dia pun membuka kemungkinan AS untk kembali menerapkan kenaikan bea masuk bagi produk-produk made in China. 


Trump kemudian ikut memanaskan situasi. Dirinya menyatakan siap membatalkan perundingan dagang dengan China jika hasilnya tidak memuaskan. 

"Saya selalu siap untuk keluar. Saya tidak pernah takut untuk keluar dari kesepakatan, termasuk dengan China," tegasnya, dikutip dari Reuters. 


Belum lagi kemudian Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memenangkan gugatan AS terhadap subsidi pertanian China yang dianggap terlalu besar. China meradang dan tidak terima dengan putusan tersebut. 
Hubungan AS-China yang menegang Ini membuat pasar keuangan Asia (termasuk Indonesia) kembali ditinggalkan karena investor memilih untuk bermain aman. Wajar saja, prospek damai dagang AS-China yang samar-samar memang menjadi sebuah risiko besar bagi perekonomian global. 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

(aji/aji)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2tP4EGl
March 04, 2019 at 12:57PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Bak Drakor, Love-Hate Relationship AS-China Aduk Emosi"

Post a Comment

Powered by Blogger.