
Pada pukul 10:16 WIB, yen berada di level 108,6/US$, nyaris stagnan dibandingkan penutupan perdagangan Jumat ketika menguat 0,15%. Di awal perdagangan hari ini, yen bahkan sempat menguat lagi, meski tipis 0,06%.
Bagusnya sentimen pelaku pasar pada perdagangan terakhir pekan lalu terlihat dari menghijaunya bursa saham global. Saat itu, dari bursa utama Asia, indeks Nikkei naik 0,23%, indeks Shanghai menguat 0,43%, indeks Hang Seng terapresiasi 1,07%, indeks Straits Times terapresiasi 0,65%, dan indeks Kospi bertambah 1,02%.
Dari Eropa, indeks DAX Jerman dan FTSE Inggris masing-masing menguat 0,86% dan 1,43%. Sementara dari AS, indeks Dow Jones melesat 1,22%, Nasdaq dan S&P 500 masing-masing menguat 1% dan 0,91%.
Sementara pada hari ini, mayoritas bursa saham Asia masih menguat, hal ini menunjukkan sentimen pelaku pasar masih cukup bagus. Meski demikian yen masih cukup perkasa.
Balik lagi ke hari Jumat, yen bahkan mampu menguat saat dolar AS mengamuk melawan mata uang utama lainnya. Hal tersebut terlihat dari indeks dolar AS yang mencatat penguatan 0,3% setelah melemah 0,88% dalam empat perdagangan sebelumnya.
Mengamuknya dolar terjadi setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sepanjang November perekonomian AS mampu menyerap 266.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll/NFP). Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober sebanyak 156.000 tenaga kerja, dan jauh lebih tinggi dari konsensus Trading Economics sebesar 180.000 tenaga kerja.
NFP di bulan November tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak bulan Januari lalu. Data ini bisa disebut "gila" jika melihat rilis data oleh Automatic Data Processing Inc. (ADP) pada Rabu lalu yang melaporkan sektor swasta AS menyerap tenaga kerja hanya sebanyak 67.000 orang.
Data dari ADP tersebut biasanya digunakan untuk memprediksi berapa jumlah NFP yang akan dilaporkan oleh Pemerintah AS. Perbedaan yang sangat signifikan antara data dari ADP dengan data dari Pemerintah tentunya sangat "gila". Belum lagi jika melihat tingkat pengangguran Negeri Paman Sam yang dilaporkan di 3,5% di bulan November.
Tingkat pengangguran tersebut turun dibandingkan bulan Oktober sebesar 3,6%, menyamai catatan di bulan September, dan merupakan yang terendah sejak tahun 1969.
Penguatan yen pada hari Jumat lalu di saat data ekonomi AS impresif dan sentimen pelaku pasar sedang bagus bisa dikatakan sebagai anomali. Melihat sentimen pelaku pasar yang sedang bagus-bagusnya, jika yen masih mampu menguat pada hari ini maka sekali lagi mata uang Negeri Mata Hari terbit ini akan melanggar fitrahnya sebagai aset safe haven.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
https://ift.tt/2Pu88sb
December 09, 2019 at 05:34PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Trading Forex: Yen Kali ini Melawan Fitrahnya"
Post a Comment