Adakah Dampak Negatif Brexit Bagi Hubungan RI-Inggris?

Jakarta, CNBC Indonesia - Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste Moazzam Malik memastikan Inggris akan keluar dari Uni Eropa (UE). Walaupun saat ini, Brexit masih terus memancing perdebatan antara PM Inggris Theresa May dan Parlemen Inggris.

"Yang jelas Inggris akan keluar dari UE... Insyaallah proses (Brexit) ini akan diselesaikan Minggu ini atau Minggu berikutnya," katanya dalam konferensi pers acara perayaan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Inggris di Kantor Kedutaan Besar Inggris, Jakarta, Selasa (12/3/2019).

Menurut Malik, hubungan Inggris dengan UE juga akan tetap baik setelah Brexit. Bahkan hubungan Inggris dengan negara-negara lainnya, termasuk Indonesia juga dipastikan akan terus baik dan lebih baik lagi. Namun, dia mengakui akan ada dampak buruk Brexit dalam jangka pendek.

"Untuk jangka pendek pasti ada beberapa ketidakpastian. Pasti ada beberapa dampak ke perekonomian. Tapi hubungan Indonesia-Inggris adalah prospek untuk jangka panjang," ujar Malik.

Adakah Dampak Negatif Brexit Bagi Hubungan RI-Inggris?

Foto: Demo Anti-Brexit (REUTERS/Henry Nicholls)

Ia juga mengatakan bahwa daya saing Inggris sebagai sebuah negara tidak akan berubah setelah Brexit. Hal itu mengingat Inggris merupakan ekonomi terbesar keenam di dunia saat ini.

Inggris bahkan bersedia membantu Indonesia untuk mewujudkan ambisinya untuk masuk ke jajaran 10 ekonomi terbesar di dunia.

"Daya saing suatu negara itu tergantung SDM (sumber daya manusia), regulasi, dan hukum," katanya.

Pekan ini merupakan waktu yang sangat penting bagi Inggris. Sebab, PM Inggris Theresa May akan menghadapi serangkaian pemungutan suara untuk menentukan arah Brexit. Pada Selasa (12/3/2019) waktu setempat, anggota Parlemen Inggris akan memutuskan menerima atau menolak kesepakatan yang dibawa May.

Brexit juga diperkirakan akan mendominasi Pertemuan Eurogroup dan ECOFIN yang dihadiri menteri keuangan Zona Euro. Brexit benar-benar dicermati oleh para investor.

Pada mulanya, poundsterling berada dalam tekanan menyusul spekulasi dari anggota Parlemen Inggris yang menyebut kesepakatan Brexit yang dibawa May akan ditolak untuk kedua kalinya.

Namun, poundsterling mengalami kenaikan menyusul pernyataan Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney. Coveney mengklaim bahwa May akan ke Strasbourg dalam upaya mendapatkan kesepakatan Brexit yang dapat memuaskan anggota Parlemen Inggris.

Simak perkembangan terkini Brexit dalam video di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]

(miq/miq)

Let's block ads! (Why?)