Namun Malcolm Turnbull membantah rumor tersebut. Menurutnya, Pemerintah Australia telah berusaha untuk menemukan cara agar Huawei dan ZTE ikut berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur teknologi internet lanjutan tersebut.
Namun, pemerintah tidak bisa mengurangi risiko keamanan nasional dari keterlibatan dua raksasa teknologi China tersebut. Australia memblokir Huawei sejak Agustus 2018. Ketika itu Malcolm Turnbull menjabat sebagai perdana menteri Australia, yang kemudian digulingkan.
Malcolm Turnbull mengatakan, keputusan pemerintahannya melarang kedua perusahaan itu didasarkan pada kebutuhan "hedging" terhadap risiko di masa depan.
![]() |
Teknologi internet 5G lebih menekankan penggunaan software ketimbang hardware. Itu berarti penyedia peralatan dapat memperoleh akses, berpotensi mengambil dan melihat data secara langsung. Aksesnya seperti memantau transfer data, melacak lokasi pengguna ponsel atau menguping pembicaraan.
"Sekarang, perusahaan atau entitas yang menyediakan itu memiliki akses pada data, memiliki kemampuan yang sangat besar, jika ia memilih untuk bertindak berlawanan dengan kami," kata Malcolm Turnbull seperti dikutip dari CNBC International, Kamis (28/3/2019).
"Tidak ada yang melihat Huawei melakukan itu. Tetapi niat bisa berubah dalam sekejap, jadi Anda harus melakukan hedging dan memperhitungkan risiko dari perubahan niat tersebut di masa mendatang," ungkap Malcolm Turnbull.
Simak video tentang China yang menolak tuduhan spionase dari AS di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/wed)
https://ift.tt/2U0hfX1
March 29, 2019 at 01:52AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Buka-bukaan Mantan PM Australia Soal Pemblokiran Huawei"
Post a Comment