Namun, menurut Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Rian Kiryanto, ada hal positif yang bisa diperoleh eksportir Indonesia.
"Trade war ini ada berkah terselubung untuk eksportir di Indonesia. Jadi ada pengusaha yang 100% produksinya seperti semua jenis barang metal di ekspor ke AS. Ini karena barang dari China lebih mahal, makanya mereka cari barang yang kompetitif, Indonesia masuk," ujarnya dalam pelatihan wartawan di Hotel Marriott Yogyakarta, Sabtu (23/3/2019).
Selain itu, hal positif lainnya ialah kemungkinan relokasi industri dari China dan AS ke negara-negara yang tidak terlibat secara langsung, seperti Indonesia, Vietnam, dan sebagainya.
Namun di sisi lain, perang dagang membawa dampak buruk bagi ke China dan AS. Pasalnya, baik AS maupun China saling menerapkan bea masuk tinggi untuk komoditas ekspor dari masing-masing negara lawan. Hal ini membuat keduanya kesulitan untuk memperoleh bahan baku.
"Mereka putar otak mau dapat darimana lagi bahan bakunya. Akhirnya mereka nyangkut ke Indonesia untuk dapatkan bahan baku. Eksportir Indonesi dapat berkat meskipun ada trade war."
Tak hanya itu, perang dagang membuat laju penurunan pertumbuhan AS dan China melambat. Hal ini juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi dunia.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan tetap pada kisaran 2,5%, sementara pertumbuhan ekonomi China yang semula diperkiraan 6,4% direvisi menjadi 6,2%, dan pertumbuhan ekonomi global yang semula diperkirakan 3,7% menjadi 3,5%.
Simak video tentang damai dagang China-AS yang masih belum terwujud di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy)
https://ift.tt/2Oj5Mvz
March 23, 2019 at 09:00PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Damai Dagang AS-China Tak Jelas , Ini Dampak Positifnya Ke RI"
Post a Comment