Data ekonomi China yang mengecewakan tak mampu memadamkan minat investor untuk kembali melakukan aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Sepanjang bulan Februari, penjualan mobil di Negeri Panda tercatat anjlok hingga 13,8% secara tahunan, seperti dilansir dari Trading Economics. Penurunan tersebut merupakan yang kedelapan secara berturut-turut.
Membuncahnya optimisme terkait damai dagang AS-China membuat investor melupakan data ekonomi yang mengecewakan tersebut. Xinhua News Agency melaporkan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He berbincang melalui sambungan telepon dengan perwakilan AS pada hari ini guna mendiskusikan negosiasi dagang lanjutan kedua negara, seperti dilansir dari Bloomberg.
Dalam perbincangannya dengan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, Liu juga melakukan perbincangan mengenai penulisan kesepakatan dagang kedua negara.
Pemberitaan tersebut lantas mengonfirmasi bahwa kedua negara terus melakukan perbincangan secara intens untuk mencoba mengakhiri perang dagang yang sudah berbulan-bulan terjadi.
Sebelumnya, Beijing menegaskan pihaknya bekerja siang dan malam demi terciptanya kesepakatan dagang dengan AS. Bahkan, China sudah mulai bicara soal menghapus pengenaan bea masuk.
"Bea masuk menurunkan kepercayaan investor dan membuat korporasi menunda investasinya. Sekarang, kedua pihak bekerja keras untuk mencapai kesepakatan. Semua itu bertujuan untuk menghapus bea masuk sehingga perdagangan AS-China menjadi normal kembali," jelas Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen, mengutip Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
https://ift.tt/2Jb2b3E
March 13, 2019 at 01:26AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Diselamatkan Damai Dagang, Bursa Saham Asia Kembali Menghijau"
Post a Comment