Search

Empat Tahun Berturut-turut Laba Indocement Turun

Jakarta,CNBC Indonesia - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga 5,26% YoY menjadi Rp 15,19 triliun. Namun sayang, pertumbuhan penjualan tersebut tidak bisa membantu kinerja laba bersih yang anjlok 38,38% YoY.

Dengan demikian, INTP membukukan penurunan laba bersih 4 tahun berturut-turut. Terakhir kali perusahaan membukukan kenaikan laba bersih adalah tahun 2014.

Indocement berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan tahun lalu setelah sebelumnya pendapatan perusahaan di periode 2015 hingga 2017 terus turun. Perolehan pendapatan sebesar Rp 15,19 triliun disokong dari pertumbuhan penjualan dengan pihak ketiga pada sektor usaha semen dan beton siap pakai.


Akan tetapi, pencapaian tahun lalu sejatinya lebih rendah dibanding pencapaian penjualan tahun 2016 yang menyentuh Rp 15,36 triliun.

Boleh dibilang, walaupun naik, perusahaan masih belum dapat berbangga diri. Pasalnya, perusahaan masih gagal untuk menekan biaya produksinya yang akhirnya menyebabkan laba bersih perusahaan tidak mampu tumbuh positif tahun ini.

Rasio beban pokok pendapatan perusahaan naik hingga 71,24%, padahal tahun 2017 nilainya hanya 65,3%. Total beban pokok pendapatan INTP tahun 2018 menjadi Rp 10,82 triliun, tumbuh 9,09% YoY dari yang sebelumnya Rp 9,42 triliun. Alhasil, margin yang diperoleh dari pendapatan tentu semakin tipis.

Beban perusahaan meningkat signifikan di pos bahan bakar, biaya listrik, bahan baku, dan biaya pengepakan. Pos bahan bakar dan listrik naik 18,04% YoY, pos bahan baku naik 9,42% YoY, pos pengepakan naik 14,83 YoY.

Gagalnya Indocement menekan beban pokoknya menyebabkan laba bersih terkontraksi sebesar 38,38% menjadi Rp 1,15 triliun dari tahun 2017 sebesar 1,86 triliun. Pada akhirnya, investor hanya dapat menikmati laba bersih per saham sebesar Rp 311,29 dari yang sebelumnya Rp 505,22.

Lebih lanjut, dari pos neraca Indocement, total aset membukukan penurunan 3,72% YoY menjadi Rp 27,79 triliun. Penurunan ini dikarenakan pos kas dan setara perusahaan anjlok 12,89% YoY menjadi Rp 7,22 triliun.

Sebaliknya, INTP mencatatkan pertumbuhan di pos utang usaha pihak ketiga yang tumbuh 13,63% menjadi Rp 1,76 triliun. Alhasil total liabilitas perusahaan, berkebalikan dengan total aset, justru naik 6,03% YoY menjadi Rp 4,57 triliun.

Meski kinerja laba bersih tertekan, harga saham INTP jelang berakhirnya perdagangan sesi I justru naik 3,84% menjadi Rp 20.275/unit.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2FhA6CB
March 21, 2019 at 06:58PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Empat Tahun Berturut-turut Laba Indocement Turun"

Post a Comment

Powered by Blogger.