Search

Laba INDF Agak Stagnan, Ada Apa dengan Strategi Salim?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten consumer goods Grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatatkan kinerja relatif stagnan sepanjang tahun lalu dengan laba bersih hanya tumbuh 0,24% year-on-year (YoY) menjadi Rp 4,17 triliun dari tahun sebelumnya Rp 4,16 triliun.

Alhasil, perusahaan yang dipimpin oleh Anthoni Salim ini hanya mampu mengantongi net margin sebesar 5,68%.

Pertumbuhan laba bersih yang cukup stagnan ini sebetulnya sudah dialami perusahaan sejak 2017. Ketika itu laba perusahaan hanya tumbuh 0,28% YoY.

Laba INDF Agak Stagnan, Ada Apa dengan Strategi Salim?Foto: Ist/indofood.com

Kendati demikian, Indofood masih mencatatkan kinerja bottom line (laba) yang positif karena perusahaan berhasil membukukan kenaikan penjualan 4,57% YoY menjadi Rp 73,39 triliun tahun lalu dari tahun sebelumnya Rp 70,19 triliun.
Hanya saja perolehan laba relatif stagnan karena perusahaan belum mampu menekan beban pokok penjualan, terutama beban produksi. Pasalnya, tahun lalu beban produksi perusahaan naik hingga 11,59% YoY menjadi Rp 50,93 triliun, padahal tahun 2017 beban produksi hanya tumbuh 5,59% YoY.

Belum lagi, Anthoni juga mendapatkan tekanan dari peningkatan beban keuangan yang melesat hingga 36,08% menjadi Rp 2,02 triliun. Beban keuangan yang dimaksud termasuk di dalamnya beban bunga pinjaman bank, utang obligasi, dan rugi atas selisih mata uang asing.

Kenaikan beban keuangan karena pertambahan kredit dan pinjaman modal kerja, terutama untuk aktivitas usaha entitas anak.

Pinjaman jangka pendek perusahaan tumbuh 72, 18% YoY dari Rp 9,95 triliun menjadi Rp 17,13 triliun, sedangkan pinjaman jangka panjang INDF naik dua kali lipat atau melesat 111,79 % YoY menjadi Rp 4,5 triliun dari yang sebelumnya Rp 2,12 triliun.


Melihat kinerja INDF, Anthoni Salim tampaknya masih kewalahan tahun lalu dengan tingginya tekanan ini. "Tahun 2018 tetap menjadi tantangan bagi kami dengan kondisi harga komoditas yang kurang mendukung," kata Anthoni dalam siaran persnya, Jumat (22/3).

Besar kemungkinan, harga komoditas yang dimaksud adalah harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). Pasalnya, entitas anak Indofood, yaitu PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) sampai mencatatkan kerugian hingga Rp 76,57 miliar pada tahun 2018.

Pada perdagangan pukul 11.06 WIB, Senin (25/3/2019), harga saham INDF terkoreksi 6,08% menjadi Rp 6.950/saham dengan total jual bersih asing sebesar Rp 10,51 miliar di pasar reguler.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(dwa/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2U9AUTA
March 25, 2019 at 06:20PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Laba INDF Agak Stagnan, Ada Apa dengan Strategi Salim?"

Post a Comment

Powered by Blogger.