Search

Laba Turun 4 Tahun Beruntun, Begini Strategi Indocement

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pemilik merek Semen Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatatkan penurunan laba bersih selama 4 tahun berturut-turut. Terakhir kali perusahaan membukukan kenaikan laba bersih adalah tahun 2014.

Sepanjang tahun lalu, penjualan naik hingga 5,26% YoY menjadi Rp 15,19 triliun dari tahun sebelumnya Rp 14,43 triliun. Namun pertumbuhan penjualan tersebut tidak bisa membantu kinerja laba bersih yang anjlok 38,38% YoY menjadi Rp 1,15 triliun dari sebelumnya Rp 1,86 triliun.

Manajemen INTP menjelaskan penurunan laba bersih tahun lalu disebabkan karena mulai naiknya harga batu bara dunia. Biaya energi yang nilainya mencapai 40%-55% menjadi beban paling besar yang harus ditanggung perseroan.


Belum lagi, kondisi rupiah yang terdepresiasi tahun lalu menambah beban dari biaya bahan bakar menjadi lebih tinggi karena dibeli dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya mengatakan perseroan sudah meningkatkan harga jual total sebesar 10,3% secara berkala sejak Juni 2018 guna mengakali tingginya beban biaya energi ini.

"Harga naik mulai dari Juni sampai Desember 2018 sebesar 10,3%. Di kuartal keempat terbantu dengan kenaikan harga [jual]. Biaya produksi naik karena fuel dan dan batu bara mencapai 40%-55% dari biaya," kata Christian saat paparan publik di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/3).


Perusahaan kini mempersiapkan strategi untuk mengantisipasi agar laba tak turun lagi, dengan mengganti sebagian bahan bakar (alternative fuel) menjadi sumber energi yang berasal dari sampah.

Pada September 2018, produsen Semen Tiga Roda dan Rajawali ini telah menandatangani kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membeli 500 ton Refuse Derived Fuel (RDF), sebagai hasil pengolahan dari 1.500 ton/hari sampah masyarakat untuk pabrik di Citeureup.

"Ini akan dimulai pada semester kedua 2020 nanti," imbuhnya.


Langkah lainnya ialah membangun terminal yang lokasinya dekat dengan wilayah tujuan penjualan. Selain itu dilakukan penggantian moda transportasi logistik dari sebelumnya menggunakan truk dan ferry menjadi moda kapal.

Perusahaan juga sudah menghentikan operasional tiga pabrik, yakni P1, P2 dan P6 yang dinilai tidak efisien. Ketiga pabrik ini digantikan dengan P14 yang memiliki kapasitas produksi lebih besar yakni 4,45 juta ton/tahun, sehingga penggunaan bahan bakar lebih rendah.

(tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2OjdO7w
March 23, 2019 at 02:06AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Laba Turun 4 Tahun Beruntun, Begini Strategi Indocement"

Post a Comment

Powered by Blogger.