CEO sekaligus pendiri Grab Anthony Tan mengatakan rencana perusahaan tahun ini adalah melakukan berbagai kerjasama skala besar. Langkah ini merupakan bagian dari rencana yang telah dilakukan perusahaan sebelumnya.
Di mana pada tahun lalu, perusahaan banyak menjalin mitra dengan perusahaan skala regional dan global. Termasuk di antaranya adalah Toyota Motor, Microsoft serta penyedia layanan kesehatan Online China Ping An Good Doctor. Grab setidaknya mengantongi pendanaan mencapai US$ 3 miliar.
Bersama Ping An, Grab akan meluncurkan layanan perawatan kesehatan online di seluruh Asia Tenggara. Tak sampai di situ, Grab juga menawarkan asuransi online untuk pengguna dan driver Grab di bawah kemitraannya dengan ZhongAn China.
"Ada banyak layanan baru yang belum ditawarkan oleh siapa pun dari skala ini di seluruh Asia Tenggara. Kami memanfaatkan modal, dan semua kepentingan investor ini akan berkembang," kata Tan seperti dikutip dari Nikkei.
Didirikan di Malaysia pada 2012, awalnya Grab hanyalah sebuah aplikasi taksi. Selanjutnya, perusahaan pindah ke Singapura pada 2014 dan kini Grab telah beroperasi di 336 kota di delapan negara Asia Tenggara. Grab menyediakan layanan mulai dari transportasi, pengiriman, hingga pembayaran. Dari pertumbuhan yang signifikan itu, Grab menyebut setidaknya aplikasi Grab telah diunduh 138 juta kali.
Grab makin berjaya pasca akuisisi yang dilakukan oleh Uber Technologies AS tahun lalu. Dengan bergabungnya Uber menjadi bagian dari Grab, perusahaan berharap menjadi perusahaan super app yang akan menyediakan berbagai layanan kepada penggunanya hanya dengan satu "jendela" saja. "Ekspansi Grab akan memperkuat posisi kami sebagai aplikasi super regional Asia Tenggara," imbuhnya.
Setiap bisnis pasti ada persaingan. Di tengah suksesnya Grab, ada penantang terbesar yaitu Go-Jek yang berbasis di Indonesia. Perusahaan milik Nadiem Makarim ini juga mengklaim dirinya menjadi perusahaan rintisan terbesar saat ini.
Tak mudah mempertahankan posisi. Apalagi ada kecenderungan orang-orang untuk menghapus aplikasi di ponsel karena dianggap sudah terlalu banyak aplikasi yang diunduh. "Untuk tetap berada di layar, terutama halaman pertama, sangat, sangat penting. Untuk melakukan itu, kamu harus sangat relevan dan kamu harus menawarkan layanan yang relevan untuk setiap kota," katanya lagi.
Saat ini, pendapatan Grab naik dua kali lipat dibanding tahun lalu menjadi US$ 1 miliar. Hal itu ditambah pula dengan beberapa bisnis baru yang mulai menunjukkan hasilnya. Saat disinggung apakah Grab bakal mencari pendanaan lain, dia hanya menjawab jika posisi Grab saat ini sudah sangat baik
Bagaimana dengan IPO? Tan memastikan jika pelepasan saham perdana guna memperoleh pendaan tak akan terlaksana tahun ini. Namun, bukan berati hal itu akan dilupakan. "Itu harus menjadi fokus utama untuk 2019," katanya menegaskan.
Sampai saat ini, Grab masih akan fokus menjangkau pasar Asia Tenggara dan belum melirik lokasi lain. Ini dikarenakan masih banyaknya peluang di wilayah ini. Adapun untuk investor yang menjadi bagian dari Grab, Tan mengaku jika kerjasama dengan SoftBank dan Toyota asal jepang merupakan tindakan yang tepat.
"Saya suka bekerja dengan mitra Jepang karena strategi mereka berlangsung puluhan tahun dan karena budaya kaizen mereka, budaya perbaikan terus-menerus. CEO SoftBank Masayoshi Son adalah salah satu dari mentor saya," tutupnya.
Saksikan video Wawancara Khusus Anthony Tan
[Gambas:Video CNBC]
(dob/dob)
https://ift.tt/2TAzIYS
March 06, 2019 at 12:16AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengintip Ekspansi Besar Grab pada 2019"
Post a Comment