Pasalnya, tahun 2018 kondisi ekonomi global penuh tekanan sehingga kondisi ekonomi dalam negeri juga terkena dampaknya. Namun, di tengah tekanan tersebut, pemerintah masih bisa menjaga pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan stabilitas keuangan.
"Kita (Indonesia) bisa bertahan bahkan juga menjaga stabilitas tapi ekonominya naik. Tahun lalu itu tumbuh 5,17% tapi jangan dilihat angkanya, dilihat juga komposisinya," kata Perry dalam sebuah diskusi di Hotel Dharmawangsa, Senin (4/3/2019).
Bahkan Perry menjelaskan, sektor konsumsi rumah tangga mencapai 5,05%, ini menunjukkan daya beli masyarakat cukup baik, meski ekonomi sedang bergejolak.
"Ada yang mengatakan daya beli turun kok konsumsi rumah tangga di atas 5%? Ini artinya kan masih bagus. Memang pemerintah juga memberikan bantuan sosial untuk masyarakat kalangan bawah, ini juga menyebabkan konsumsi naik," jelasnya.
Perry juga menjelaskan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah sedang mengupayakan langkah konkret untuk meningkatkan nilai ekspor barang. Dengan demikian, tidak hanya bahan mentah yang diekspor, melainkan hasil olahan.
"Selama ini kita terlena dari dulu sampai sekarang kita ekspor barang mentah, lupa kalau kita juga butuh. Kenapa kita impor baja padahal kita punya nikel segala macam dan harus impor? Kita harus buat value added supaya investasi naik sehingga pertumbuhan ekonominya bisa lebih tinggi."
Meskipun kondisi ekonomi sedang bergejolak, BI tetap optimis pertumbuhan ekonom Indonesia tahun 2019 tumbuh di kisaran 5%-5,4% dengan titik tengah 5,2%. Perry memprediksi ekonomi bisa terus membaik karena tahun ini ada pemilu serentak, yang mendukung konsumsi serta investasi yang juga diprediksi lebih tinggi.
"Namun memang tidak bisa tumbuh lebih cepat karena ekonomi globalnya sedang sulit," tandasnya.
Simak Video Perry Warjiyo Bicara Ekonomi 2020
[Gambas:Video CNBC]
(dru)
https://ift.tt/2Uh9OXf
March 04, 2019 at 06:56PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "'PDB 2018 Tumbuh 5,17%, Jangan Hanya Lihat Angkanya'"
Post a Comment