
Kinerja IHSG senada dengan laju bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau. Indeks Nikkei naik 1,02%, indeks Shanghai naik 1,8%, indeks Hang Seng naik 0,63%, dan indeks Straits Times naik 0,36%.
Rilis data ekonomi sukses mendorong kinerja bursa saham regional. Adapun, Amerika Serikat telah merilis pembacaan awal pertumbuhan ekonomi periode kuartal-IV 2018 diumumkan di level 2,6%.
Rilis data tersebut dinilai memberikan kelegaan bagi investor. Pasalnya, data tersebut menunjukkan bahwa dampak dari perang dagang dengan China terhadap perekonomian AS tak separah seperti yang diproyeksikan para ekonom.
CNBC Indonesia menghimpun beberapa beberapa peristiwa yang terjadi pada emiten-emiten dan layak disimak oleh investor dalam sepekan terakhir, sebelum perdagangan hari ini, Senin (4/3/2019), dibuka.
1. Janji Dijual, Pemprov DKI kok Beli Lagi Saham Delta Djakarta?
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menambah porsi kepemilikan saham di emiten produsen minumal alkohol PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) dari sebelumnya 23,33% menjadi 26,25%.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Pemprov DKI menambah kepemilikan saham sebanyak 23,35 juta perusahaan BUMD yang juga menjadi perusahaan terbuka itu. Transaksi penambahan porsi saham dilakukan pada 25 Februari 2019 tanpa menyebutkan harga pelaksanaan.
2. Akuisisi Phapros, Kimia Farma Siapkan Capex Rp 4 T di 2019
Emiten produk farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) tahun ini menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditures (capex) sebesar Rp 4 triliun. Belanja modal itu bersumber dari kas internal dan pinjaman bank.
Direktur Keuangan Kimia Farma, IG Ngurah Suharta Wijaya menyatakan, sekitar Rp 2,5 triliun dari belanja modal akan dialokasikan untuk ekspansi anorganik, salah satunya adalah mengakuisisi perusahaan yang memproduksi dan memasarkan produk farmasi PT Phapros Tbk (PEHA).
"Alokasi belanja modal Rp 4 T untuk 2019, Rp 2,5 triliun untuk ekspansi anorganik," kata Suharta, kepada awak media, seusai Rapat Koordinasi BUMN di Jakarta, belum lama ini.
3. Ikut Tax Amnesty, Pieter Tanuri Tambah Saham di Multistrada
Presiden Direktur emiten ban, PT Multistada Arah Sarana Tbk (MASA) Pieter Tanuri menambah porsi kepemilikan sahamnya dari sebelumnya 20,60% atau 1,89 miliar saham menjadi 22,77% atau 2,09 miliar saham.
Dalam keterbukaan informasi yang dipublikasi di lama Bursa Efek Indonesia, Pieter menambah kepemilikan sahamnya sebanyak 200 juta lembar saham dengan harga pembelian per saham Rp 237. Dengan demikian, nilai transaksinya tercatat sebesar Rp 47,4 miliar.
Transaksi pembelian saham tersebut terjadi pada tanggal 21 Februari 2019 lalu, melalui perantara perdagangan efek, PT Buana Capital Sekuritas.
4. 3 Emiten Ini Bakal Rilis Obligasi Rp 5,36 T
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan ada tiga emiten yang siap mencatatkan obligasi dengan nilai total emisi mencapai Rp 5,36 triliun.
Mengacu pada data pipeline BEI per Kamis (28/2/2019), tiga emiten obligasi itu ialah PT Permodalan Nasional Madani (Persero), dan dua multifinance yakni PT Oto Multiartha, dan PT Federal International Finance (FIF).
Permodalan Nasional Madani berencana menerbitkan obligasi dengan nilai emisi sebesar Rp 2 triliun dengan nama Obligasi Berkelanjutan PNM Tahap I tahun 2019.
5. Kembangkan Layanan Digital, BCA Siapkan Capex Rp 5,2 T
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) siapkan dana sebesar Rp5,2 triliun guna mengembangkan digitalisasi tahun ini. Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan besaran dana itu merupakan cost dan capital expenditure (capex) termasuk sistem keamanan (security), software, dan hardware.
"Total cost dan capex digital Rp 5,2 triliun tahun ini. Itu termasuk security, software, hardware," kata Jahja dalam Konferensi Pers Laporan Keuangan Full Year 2018 di Hotel Kempinski, Kamis (28/2/2019).
6. ABM Investama Raih Kontrak Baru Senilai US$ 114 Juta
Emiten pertambangan, PT ABM Investama Tbk (ABMM) menandatangani kontrak baru untuk jasa pertambangan dengan PT Muara Alam Sejahtera (MAS) senilai US$ 114 juta. Kontrak baru itu ditandatangani pada 25 Februari 2019 melalui anak usaha ABMM yang juga kontraktor tambang, PT Cipta Kridatama.
Sekretaris Perusahaan Rindra Donovan, menyatakan, area tambang dari MAS terletak di Merapi, Lahat, Sumatera Selatan. Nilai kontrak berlaku selama tiga tahun dan bakal memulai produksi pada awal Maret 2019.
"Dampak penandatanganan kontrak baru ini memberikan tambahan pekerjaan yaitu jasa penambangan di lokasi MAS untuk pemindahan material, penyewaan alat berat dan pengangkutan batu bara," kata Rindra, dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Kamis (28/2/2019). (prm)
https://ift.tt/2HaaYjA
March 04, 2019 at 03:22PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pemprov DKI Tambah Saham DLTA, BCA Kembangkan Layanan Digital"
Post a Comment