"Konsumsi diperkirakan tumbuh sekitar 5,2% untuk konsumsi tinggi di triwulan I, itu terutama memang stimulus fisika melalui bantuan sosial, bantuan itu meningkatkan konsumsi rumah tangga khususnya segmen bawah, dengan kombinasi inflasi rendah dan stimulus fiskal menjadi motor penggerak," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Jumat (22/3/2019) di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta.
Kepada awak media, Perry menyampaikan mengenai aliran modal asing yang masuk ke Indonesia melalui instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dan pasar modal sebesar Rp 74 triliun, rinciannya, Rp 62,5 triliun masuk ke SBN dan Rp 11,9 triliun ke pasar modal. "Itu menunjukkan bahwa confident terhadap Indonesia bagus, terbukti dari aliran investasi portofolio yang terus (masuk) ke Indonesia," imbuhnya.
Foto: Rapat Dewan Gubernur BI (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
|
Berikut ini pernyataan lengkap Perry Warjiyo:
BI Perkirakan Inflasi Maret 0,10%
Pertama, mengenai inflasi berdasarkan survei pemantauan harga kami sampai minggu ketiga Maret ini kita perkirakan inflasi Maret 2019 itu 0,10 persen secara bulanan, secara tahunan 2,47%. Jadi inflasi tetap rendah dan semakin turun, inflasi Januari sebesar 2,58%, Februari 2,57%, perkiraan kami Maret itu 2,47%.
Semua harga komoditas menunjukkan inflasi yang rendah, memang ada beberapa kenaikan sedikit, harga harga pangan seperti bawang merah, bawang putih, tarif angkutan udara, cabai rawit, maupun air minum dalam kemasan, tapi kenaikannya tidak besar. Tapi kita juga mencatat deflasi atau penurunan harga untuk daging ayam ras, telur, sayur-sayuran, beras dan yang lain lain sehingga menunjukkan informasi yang satu, rata rata tetap rendah terkendali kebutuhan pangan itu cukup terpenuhi dan harga harga lain dan tentu saja dengan perkembangan ini mengkonfirmasi bahwa inflasi akhir tahun ini akan di bawah 3,5%.
Year to date, Aliran Modal Asing Capai Rp 74 T
Yang kedua kami sampaikan total inflow terkait Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio 6,3 miliar USD, tapi untuk investasi portfolio saja, yang terkait aliran masuk ke SBN dan saham year to date, totalnya Rp 74 triliun, teridi dari Rp 62,5 triliun ke SBN dan Rp 11,9 triliun ke saham dan itu menunjukkan bahwa confident terhadap Indonesia bagus, terbukti dari aliran investasi portofolio yang terus ke Indonesia dan juga mengenai PMA, itu juga sebagai faktor untuk kenapa nilai tukar kita relatif satabil, karena memang kondisi ekonomi kita inflasi rendah, pertumbuhan ekonomi akan meningkat, current account deficit (CAD) akan turun, dan juga aliran modal masuk akan besar sehingga diharapkan pada triwulan pertama kita harapkan neraca pembaaran kita akan surplus, dengan CAD yang akan turun.
Didorong Bansos, PDB Triwulan I-2019 Diprediksi Capai 5,2%
Pertumbuhan ekonomi di triwulan satu masih konsisten kisarannya sama dengan tahunan 5%-5,4% kurang lebih sekitar 5,2 persen untuk pertumbuhan ekonomi di triwulan 1 . Faktor pendorongnya karena konsumsi swasta, konsumsi pemerintah maupun konsumsi lembaga negara non rumah tangga karena berakittan dengan persiapan untuk Pemilu
Dari pemerintah, stimulus fiskal untuk bantuan sosial tinggi itu mendorong pertumbuhan ekonomi kususnya konsumsi demikian juga mendorong daya beli masyarakat khususnya masyarakat rendah. Investasi, seperti disampaikan seperti polanya awal tahun itu lebih lambat dibanding triwulan 4 tapi akan meningkat di triwulan-triwulan berikutnya tapi investasi masih cukup tinggi sehingga pertumbuhan ekonomi 5,2% terutama didukung oleh kuatnya konsumsi baik rumah tangga dan pemerintah dan masih relatif baik.
Konsumsi diperkirakan Tumbuh di atas 5%
Konsumsi kalau tidak salah di atas lima, jelas di atas lima sekitar 5,2% untuk konsumsi tinggi di triwulan 1 itu terutama memang stimulus dari fiskal, rendahnya inflasi. Dari daya beli bagus, konsumsi pemerintah tinggi dan stimulus fiskal banyak ke bantuan sosial bantuan itu meningkatkan konsumsi rumaj tangga khususnya segmen bawah, dengan kombinasi inflasi rendah dan stimulus fiskal menjadi motor penggerak.
Investasi di Sektor Infrastruktur Tetap Tumbuh
Investasi di sektor konstruksi saya kira masih cukup baik, investasi yang agak melambat investasi non kontruksi, kalau investasi kontruksi
tetap tinggi karena berkaitan dengan terus berlangsungnya pembangunan infrastruktur, baik infrastruktur terkait dengan fisik maupun terkait dengan perusahaan energi maupun lain.
Itu terindikasi memang penjualan otomotif cukup baik baik sebagian juga kredit perbankan ke otomotif juga meningkat dan itu terbukti di Januari 2019, pertumbuhan kredit tinggi 12,1% itu juga mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
(dru)
https://ift.tt/2CyDPLp
March 22, 2019 at 10:24PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pernyataan Lengkap Bos BI Soal Proyeksi PDB dan Inflasi"
Post a Comment