Search

Sentimen Condong Negatif, IHSG Masih Dalam Tekanan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengakhiri perdagangan di zona merah dengan pelemahan 0,20% ke level 6.353, Selasa (12/3/2019). Secara teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG borpotensi kembali melemah yang turut ditekan beberapa sentimen negatif.

Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) pagi tadi di tutup bervariasi, hal ini berpotensi memberikan sentimen yang beragam bagi pasar saham Asia dan dalam negeri. Dow Jones di tutup turun 0,36%, S&P 500 naik 0,3%, dan Nasdaq Composite terbang 0,43%.

S&P 500 dan Nasdaq mampu naik karena investor merespons rilis data inflasi. Pada Februari, inflasi Negeri Paman Sam tercatat 1,5% year-on-year (YoY). Ini merupakan laju paling lemah sejak September 2016.

Sementara inflasi inti pada Februari adalah 2,1% YoY. Dalam 3 bulan terakhir, inflasi inti berada di angka 2,2% sehingga terlihat ada perlambatan pada Februari.

Data inflasi yang diumumkan ini adalah Consumer Price Index (CPI) atau yang dikenal dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Indonesia. Sementara indikator inflasi yang digunakan The Federal Reserves/The Fed adalah Personal Consumption Expenditure inti atau core PCE.

Namun data inflasi CPI ini juga menggambarkan bahwa ternyata ada indikasi konsumen di AS menahan diri. Daya beli belum terlalu kuat sehingga tidak mampu mendorong laju inflasi lebih cepat lagi. Artinya, kemungkinan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan sepanjang 2019 bahkan ada peluang untuk menurunkannya.

Selain itu, pelaku pasar tampak berhati-hati (wait and see) melihat perkembangan yang terdekat dari negeri Britania Raya. Hasil jajak pendapat di Parlemen Inggris berakhir dengan penolakan proposal Perdana Menteri Theresa May.

Voting di parlemen Inggris berakhir dengan skor 391 menolak, 242 setuju. Proposal pertama sudah ditolak dalam voting yang digelar 15 Januari awal tahun dengan skor 432 berbanding 202. Kebijakan politik Inggris tersebut turut mempengaruhi perilaku pelaku pasar untuk masuk ke instrumen berisiko seperti saham.

Secara teknikal, IHSG masih pada fase penurunan jangka menengahnya. IHSG makin nyaman bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam lima puluh hari (moving average/MA50).

Sumber: Refinitiv

Meskipun IHSG cenderung turun, pelemahannya sebenarnya kian terbatas karena telah memasuki level jenuh jualnya (overbought), menurut indikator teknikal yang mengukur kejenuhan pasar yakni Stochastik Slow.

Berdasarkan pola, IHSG membentuk pola Three Black Crows yang mengarah kepada penurunan. Pola tersebut merupakan pola pembalikan turun, meski tingkat kekuatannya sedang.

Potensi kenaikan karena technical rebound dapat saja terjadi, namun kemungkinan IHSG bergerak variatif dengan kecenderungan melemah.

TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2HfEvcK
March 13, 2019 at 03:55PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Sentimen Condong Negatif, IHSG Masih Dalam Tekanan"

Post a Comment

Powered by Blogger.