Search

Sri Mulyani: Shalat Rajin, Naik Haji, Tapi Lihat Uang Lupa!

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam rakornas Aparat Pengawasan Internal Pemerintah atau APIP, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pentingnya menjaga kepercayaan dan amanah dari rakyat. Pasalnya, tidak sedikit aparatur negara yang 'tergoda' terutama ketika berurusan 'uang'.

"Peranan APIP, kita tahu aparatur pemerintah harus sama-sama menjaga tata kelola berdasarkan konteks tadi. Keuangan negara, yang berhubungan dengan uang, godaannya banyak sekali, bisa jadi sumber solusi dan bisa jadi sumber celaka," tegasnya di Hotel Bidakara, Kamis (21/3/2019).

"Banyak orang mudah tergoda uang, meski Shalat rajin, naik Haji sudah, Umrah sering, puasa Senin-Kamis, waktu lihat uang lupa semua itu. Karena manusia mudah tergoda, kita harus sadari kelemahan ini dengan pengawasan yang baik."


Menurutnya, untuk meminimalisir 'godaan uang' diperlukan sistem pengawasan berlapis. Lapis pertama, dapat dilakukan dengan menunjuk orang yang memiliki dedikasi sebagai pemimpin organisasi pemerintah. Ia menjelaskan, dengan pimpinan yang tegas, jujur, dan loyal pada negara, akan membuat organisasi tersebut 'berjalan lurus'.

Sri Mulyani: Shalat Rajin, Naik Haji, Tapi Lihat Uang Lupa!Foto: Menteri Keuangan Srimulyani usai mengikuti uji coba MRT Jakarta, Rabu (5/3). CNBC Indonesia/Iswari Anggit

Mantan direktur pelaksana bank dunia tersebut menyebutkan, saat ini kebanyakan orang tidak suka diawasi, apalagi jika sudah menduduki jabatan tinggi. Padahal, pengawasan lapis pertama harusnya berasal dari diri si pimpinan itu sendiri.

"Sistem pengawasan keuangan ada beberapa lapis. Dalam internal organisasi ada aparat internal, biasanya namanya Irjen. Sebenarnya the first of defense adalah dirinya sendiri. Di ditjen pajak, bea cukai kami bentuk kepatuhan internal. Ada kerja sama dalam bentuk pengawasan di dalam organisasi itu sendiri, sebelum dikontrol pihak lain."

"Tapi ini di Indonesia tantangan yang berat. Kita dasarnya semua manusia tidak suka diawasi, apapun kebangsaannya tidak suka diawasi. Kalau sudah jadi pejabat, makin tinggi jabatannya makin tidak suka diawasi. Jadi sebetulnya ujian manusia paling besar dirinya sendiri, bagaimana membuat sistem yang melengkapi kita untuk bisa mengawasi kita."

Lapis kedua, organisasi pemerintahan juga perlu diawasi pihak eksternal. Di sinilah peranan penting APIP dan lembaga pengawasan lainnya diperlukan.

"Oleh karena itu peranan APIP penting sekali. Untuk bisa laksanakan tugas itu, saya harap APIP punya profesionalisme dan kompetensi yang tinggi."

Lapisan pengawasan terakhir yang tak kalah penting, ialah dengan memanfaatkan teknologi. Melalui teknologi pergerakan keuangan dapat dilacak dengan lengkap dan mendetail. Hal ini tentunya membuat sistem pengawasan lebih efektif dan efisien.

"Hal lain, munculnya teknologi. Hampir seluruh sistem penganggaran memasukkan sistem teknologi. [...] Jadi tahu, 'oh pengelolaan keuangan di unit ini kurang efisien atau tidak mencapai tujuan. Ini bisa diketahui lebih dini dan akurat. Kemenkeu bahkan sudah meminta beberapa kementerian-lembaga menggunakan kartu kredit, jadi bisa tahu dia beli apa, di mana, pertanggungjawaban tidak perlu ditulis lagi, karena sudah ketahuan."

"Kita sudah uji coba dan akan launching ini secara lebih luas, agar akurasi dan akuntabilitas lebih baik, sehingga dana APBN bisa dipertanggungjawabkan," tandasnya.

(dru)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2ugKwNP
March 21, 2019 at 07:52PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sri Mulyani: Shalat Rajin, Naik Haji, Tapi Lihat Uang Lupa!"

Post a Comment

Powered by Blogger.