Tapi, bagaimana dengan kuartal I 2019 ini?
Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan, dari segi produksi, sampai saat ini kinerja perusahaan sudah berjalan sesuai dengan yang diproyeksikan. Namun, jika dilihat dari segi harga, ia mengakui memang ada perbedaan dibandingkan dengan tahun lalu.
"Contoh, tahun lalu nikel itu rata-rata harganya di US$ 13.700 per ton, tapi di dua bulan pertama ini hanya sekitar US$ 11.400 per ton, jadi ada penurunan sekitar 17%," ujar Arie dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis (21/3/2019).
Ia pun tidak mengelak bahwa hal tersebut akan memengaruhi pendapatan perusahaan. Namun, karena produksi meningkat, sehingga ia optimistis kinerja masih akan baik.
Adapun, untuk kenaikannya, Arie menilai memang naiknya tidak sama fantastisnya dibanding tahun lalu. Namun, pihaknya tetap optimistis ada pertumbuhan kinerja di akhir tahun.
"Kami sangat optimistis, melihat hari ini juga harga nikel sudah rebound, sekitar US$ 13.000 per ton. Lalu kalau kita juga lihat hasil amatan analis, masa depan harga nikel juga terus naik," pungkasnya.
Saksikan Bos Antam bicara peluang divestasi Vale di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC] (gus/gus)
https://ift.tt/2Cx7Afw
March 21, 2019 at 07:30PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tersandung Harga di Kuartal I, Bos Antam: Kinerja Masih Oke"
Post a Comment