
Kisruh terkait proses perceraian Inggris dan Uni Eropa (Brexit) membuat pelaku pasar melepas instrumen berisiko seperti saham. Pada hari Selasa (12/3/2019) waktu setempat atau Rabu (13/3/2019) waktu Indonesia, revisi proposal Brexit yang diajukan Perdana Menteri Inggris Theresa May ditolak oleh parlemen.
Seperti dilansir CNBC International, May kalah lantaran hanya terdapat 242 anggota parlemen yang mendukung proposalnya, sedangkan mayoritas atau 391 anggota parlemen menolak. Ini jelas merupakan pukulan telak bagi May karena pada pemungutan suara pertama yang digelar bulan Januari, May juga kalah dengan skor 432 melawan 202.
Dengan kembali ditolaknya proposal Brexit oleh parlemen, masa depan Inggris menjadi tak pasti. No-Deal Brexit alias perpisahan Inggris-Uni Eropa tanpa kesepakatan kini menjadi risiko yang sangat nyata.
Di sisi lain, perkembangan perang dagang AS-China sejatinya kondusif untuk mendukung aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan bahwa AS dan China mungkin berada dalam minggu-minggu akhir dari negosiasi dagang.
"Harapan kami adalah kami berada dalam minggu-minggu akhir dari mencapai kesepakatan," kata Lighthizer di hadapan Senate Finance Committee pada hari Selasa waktu setempat, dilansir dari Reuters.
Lighthizer juga mengungkapkan bahwa dirinya dijadwalkan untuk kembali melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He. Kemarin, Xinhua News Agency melaporkan bahwa Liu berbincang dengan Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin guna mendiskusikan negosiasi dagang lanjutan kedua negara, seperti dilansir dari Bloomberg.
Dalam perbincangannya tersebut, kedua belah pihak juga melakukan perbincangan mengenai penulisan kesepakatan dagang kedua negara.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
https://ift.tt/2F7mw63
March 13, 2019 at 04:16PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gara-Gara Kisruh Brexit, Bursa Saham Asia DIbuka Melemah"
Post a Comment