
Berdasarkan Riset Lembaga Demografis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menunjukan 75% UMKM pertama kali menerima pembayaran non-tunai setelah bergabung dengan Go-Food. Tidak hanya itu, setelah bergabung dengan platform ini, mereka menikmati rata-rata peningkatan omzet 55%.
Wakil Kepala LD FEB UI Paksi C K Walandouw mengatakan kontribusi Mitra UMKM Go-Food berkontribusi hingga Rp 18 triliun. Jumlah ini merupakan angka dari penghasilan tambahan merchant sejak bergabung di platform Go-Food. Pesatnya pertumbuhan tersebut karena optimalisasi fitur teknologi Go-Jek yang digunakan oleh mitra UMKM Go-Food.
"Dari riset kami, 74% mitra UMKM mengalami kenaikan volume transaksi di atas 10% , dan 96% responden UMKM mendapatkan pelanggan baru sejak bergabung dengan Go-Food," kata Paksi belum lama ini.
Mitra UMKM juga bisa memanfaatkan platform Go-food untuk pemasaran digital dan pembayaran non-tunai dengan lebih intensif. Dengan begitu, mereka bisa menjangkau konsumen baru yang lebih luas. Sebelumnya, 73% UMKM makanan hanya memanfaatkan bangunan fisik, dan 20% di warung semi permanen. Baru sekitar 7% yang memasarkan produknya lewat online.
"Kontribusi mitra UMKM GO-Food pada 2018 naik hampir tiga kali lipat dibanding 2017. Selain itu 93% responden mitra UMKM menyatakan mereka go-online karena bermitra dengan Go-Food," kata Paksi.
Riset tersebut juga menyebutkan Go-Jek berkontribusi Rp 44,2 triliun kepada perekonomian Indonesia pada 2018. Sebelumnya studi serupa pada 2017 mengatakan kontribusi Go-Jek dari Go-Ride dan UMKM mencapai RP 15,1 triliun.
Saksikan Video Astra Danai Gojek US$ 100 Juta
(dob)
https://ift.tt/2Yqrkeg
March 27, 2019 at 02:52AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Go-Food Jadi Pintu UMKM Melek Transaksi Digital"
Post a Comment