Search

Isu Resesi Buat Damai Dagang Kurang Terasa di Bursa Asia

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia ditutup bervariasi pada perdagangan hari ini, Kamis (28/3/2019): indeks Hang Seng naik 0,16%, indeks Straits Times naik 0,16%, indeks Nikkei turun 1,61%, indeks Shanghai turun 0,92%, dan indeks Kospi turun 0,82%.

Sejatinya, ada sentimen positif yang mewarnai perdagangan yakni ademnya negosiasi dagang AS-China. Pada hari ini hingga besok (28-29 Maret), AS dan China menggelar negosiasi dagang di Beijing, mempertemukan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He.


Negosiasi dagang kedua negara kemudian akan dilanjutkan pada awal bulan April di Washington.

Dalam negosiasi dagang teranyar dengan AS tersebut, pejabat pemerintahan AS mengatakan China menawarkan proposal yang lebih berani dibandingkan yang mereka tawarkan sebelumnya, termasuk proposal guna mengatasi masalah pemaksaan transfer teknologi, seperti dikutip dari Reuters.

"Mereka (China) berbicara mengenai pemaksaan transfer teknologi dalam koridor yang sebelumnya tak pernah ingin mereka bicarakan - baik dalam cakupan maupun detailnya," papar pejabat tersebut kepada Reuters.

Seperti yang diketahui, pemaksaan transfer teknologi memang merupakan salah satu penyebab meletusnya perang dagang kedua negara. Pemerintahan Presiden AS Donald Trump menganggap bahwa praktek pemaksaan transfer teknologi yang dialami oleh perusahaan-perusahaan AS yang berinvestasi di China telah sangat merugikan mereka dan perekonomian AS secara keseluruhan.

Namun, kekhawatiran terkait datangnya resesi di AS yang kian besar membuat aura damai dagang AS-China menjadi kurang terasa. Naiknya kekhawatiran tersebut dapat dilihat dari imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 3 bulan yang semakin meninggalkan tenor 10 tahun.


Pada perdagangan hari ini, yield tenor 3 bulan berada di level 2,4403%, sementara untuk tenor 10 tahun berada di level 2,3805%; ada selisih sebesar 5,98 bps.

Semakin tingginya selisih antara yield tenor 3 bulan dan 10 tahun menunjukkan bahwa pelaku pasar melihat risiko yang semakin tinggi dalam jangka waktu dekat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/prm)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2YxVxbw
March 29, 2019 at 01:02AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Isu Resesi Buat Damai Dagang Kurang Terasa di Bursa Asia"

Post a Comment

Powered by Blogger.