Search

Prediksi Isi Perjanjian Dagang AS-China Versi Goldman Sachs

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dan China sepertinya akan mencapai perjanjian dagang dalam pertemuan kedua pemimpinnya bulan ini namun beberapa bea impor yang ada saat ini sepertinya akan tetap dikenakan, menurut Goldman Sachs dalam catatan risetnya, Senin (4/3/2019).

"Skenario dasar kami adalah perjanjian itu akan membiarkan beberapa bea impor AS tetap berlaku, kemungkinan mencabutnya secara bertahap saat berbagai janji dalam perjanjian telah dipenuhi. Kami memperkirakan beberapa bea impor AS akan tetap berlaku hingga 2020," tulis bank investasi asal Negeri Paman Sam itu, dilansir dari CNBC International.


Goldman Sachs mengatakan ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu tampaknya mereda dalam beberapa pekan terakhir setelah para pejabat dari kedua negara bertemu beberapa kali dan menyebut kemajuan telah dicapai.


Kedua negara tersebut telah saling mengenakan bea masuk sejak tahun lalu akibat perbedaan pendapat terkait subsidi oleh China dan dugaan transfer teknologi paksa dari perusahaan-perusahaan AS kepada rekanannya dari Negeri Tirai Bambu.

Presiden AS Donald Trump telah menunda kenaikan bea impor terhadap berbagai produk China senilai US$200 juta awal Maret ini karena kedua negara telah mencapai kemajuan dalam perundingan dagangnya.

Ke depan, proses menuju kesepakatan dagang akan berlangsung dalam tiga tahap, kata Goldman.

Dalam waktu dekat ini, para pejabat AS dan China sepertinya akan melanjutkan pertemuannya dalam beberapa pekan ke depan untuk mencari jalan keluar dari beberapa isu yang belum menemukan kata sepakat.

Fase kedua sepertinya akan ditandai dengan pertemuan Trump dan Presiden China Xi Jinping di akhir Maret ketika isu-isu yang belum selesai telah diluruskan, kata Goldman.

Prediksi Isi Perjanjian Dagang AS-China Versi Goldman SachsFoto: Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin (kiri) dan Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He berjabat tangan saat mereka berfoto sebelum sesi pembukaan perundingan perdagangan di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, Kamis, (14/2/2019). (Mark Schiefelbein / Pool via REUTERS)

Beberapa permasalahan yang masih menjadi batu sandungan saat ini, di antaranya hukuman terhadap pencurian kekayaan intelektual, transfer teknologi, dan reformasi struktural di bidang perdagangan dan kebijakan ekonomi.

Jika pertemuan di Florida terjadi, Goldman memprediksi ada 75% kemungkinan kedua presiden akan mengumumkan perjanjian resmi.

Tahap ketiga, yang merupakan fase yang paling kabur dalam hal hasilnya, adalah pelaksanaan perjanjian di mana isu mengenai besaran bea impor akan mengundang ketidakpastian.


"Masih belum jelas apakah bea impor akan dicabut atau setidaknya diturunkan sebagai bagian dari perjanjian yang mungkin dicapai Presiden Xi dan Trump," menurut laporan tersebut.

"Kami memperkirakan AS akan mendesak agar bea masuk saat ini tetap berlaku dan akan menurunkannya hanya jika China melaksanakan perjanjian. Kami memperkirakan China akan terus mendesak agar tarif itu dihapus."

Menurut laporan tersebut, China sepertinya akan meningkatkan pembelian beberapa produk AS untuk menghindari kenaikan bea impor lebih lanjut.

Beberapa di antaranya adalah pembelian lebih banyak lagi kedelai, jagung, dan beras hingga US$30 miliar per tahun atau sekitar tiga kali lipat dari nilai saat ini. China juga akan membeli lebih banyak minyak mentah, gas alam cair, dan ethanol serta mengimpor semikonduktor senilai US$200 miliar dalam enam tahun ke depan.

Saksikan video mengenai perundingan dagang AS-China berikut ini.

[Gambas:Video CNBC]

(prm)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2XBUTZO
March 04, 2019 at 08:34PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Prediksi Isi Perjanjian Dagang AS-China Versi Goldman Sachs"

Post a Comment

Powered by Blogger.