"Saya menteri yang in charge di bidang teknologi. Tapi teknologi bukan dewa," ucapnya dalam Seminar Nasional: Kolaborasi Milenial dan Fintech Menyongsong Revolusi Industri 4.0 di Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah, Sabtu (9/3/2019).
Ia mengilustrasikan Go-Jek di mana sang pendiri, Nadiem Makarim, mendapat ide untuk membuat platform aplikasi layanan transportasi ketika pergi ke ojek pangkalan. Saat itu Nadiem, kata Rudiantara, menanyakan berapa perjalanan biasanya dalam satu hari. Bahkan, kerap ojek pangkalan tidak mendapat penumpang.
"Akhirnya Nadiem pikir bagaimana ojek bergerak, bagaimana kalau ojek yang datang sehingga konsumen tidak perlu ke pangkalan dengan teknologi. Jadi jangan mendewakan teknologi," jelasnya di hadapan mahasiswa-mahasiswi UNS.
Meski demikian, Rudiantara mengakui banyak pola kehidupan masyarakat yang mengalami perubahan akibat teknologi. Dari mulai cara membayar SPP melalui sistem online, cara berbelanja, sampai pengumpulan uang donasi.
Dengan adanya sistem serba digital itu, Indonesia tidak perlu takut kehilangan jutaan pekerja seperti yang diberitakan belakangan.
"Itu bacaan orang yang penuh ketakutan. Katanya sekian puluh juta pekerja hilang akibat adanya teknologi. Kalau saya terbalik dengan teknologi justru menciptakan tenaga kerja," ucap Rudiantara.
Menurut Rudiantara, dengan platform online saat ini selain bisa menciptakan lapangan kerja, juga memungkinkan antara pihak perusahaan dan mitranya berbagi aset. "Di Go-Jek yang punya aset memang Go-Jek? yang punya aset ya yang punya motor," imbuhnya.
Terakhir, dengan kemunculan perusahaan financial technology (fintech) terutama memungkinkan masyarakat yang belum memiliki akses terhadap bank menjadi memiliki akses ke jasa keuangan. (hps)
https://ift.tt/2tXTQ9e
March 09, 2019 at 09:56PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rudiantara: Teknologi Tidak Menghilangkan Lapangan Kerja"
Post a Comment