"Ada banyak aspek yang mencerminkan hubungan baik kedua negara, utamanya di pariwisata, kebudayaan, maritim, olahraga, musik, makanan, dan Bendera Inggris, Union Jack yang banyak digunakan dalam desain," katanya dalam acara perayaan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Inggris di Kantor Kedutaan Besar Inggris, Jakarta.
Pernyataan itu didukung Wakil Menteri Luar Negeri RI Abdurrahman Mohammad Fachir, yang juga hadir dalam acara tersebut. Ia mengatakan kedua negara sudah menjalin hubungan di hampir semua aspek kehidupan, mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga sosial dan budaya.
Fachir menyebut saat ini Indonesia dan Inggris sedang mencoba menciptakan hubungan dagang yang saling menguntungkan, meningkatkan investasi dan ekspor serta akan memperluas kerja sama ke bidang pertahanan, industri kreatif dan juga energi. Secara khusus ia juga menekankan agar nilai investasi kedua negara terus ditingkatkan.
"Dalam perdagangan, sebagai teman, Inggris dan Indonesia harus saling menguntungkan. Investasi kalau bisa jangan turun lagi... potensi kedua negara luar biasa," ujar Fachir.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencetak surplus perdagangan pada 2018, yaitu 253,578 juta dolar AS. Nilai itu menurun 28,87% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 356,486 juta dolar AS.
Foto: Ist
|
Hal tersebut lantas ditanggapi Malik dengan keterbukaan. Ia mengatakan agar pemerintah Indonesia semakin membuka diri dan mempermudah investasi asing untuk masuk, agar tidak kalah saing dengan negara Asia lainnya yang juga membuka pintu investasi bagi ekonomi terbesar keenam dunia tersebut.
Malik menyebut ada banyak sekali investasi perusahaan-perusahaan dan bank-bank besar Inggris di Indonesia. Bahkan jumlah investasinya pun tidak sedikit, seperti yang dilakukan oleh perusahaan energi Inggris, British Petroleum (BP), di Papua, yang menginvestasikan US$ 8 miliar.
"Di periode Presiden Jokowi, Indonesia sudah ada peningkatan. Peringkat kemudahan berbisnis (EODB) naik ke peringkat 72. Ini disambut baik perusahaan-perusahaan Inggris, tapi saya rasa masih banyak yang perlu dikerjakan untuk menarik investasi dari Inggris," katanya.
Direktur Eropa 1 Kementerian Luar Negeri RI Dino R. Kusnadi, yang juga hadir menjadi pembicara dalam acara tersebut, menyatakan persetujuan akan hal tersebut.
"Di masa lampau kita diberikan kemudahan. Sekarang, dalam kemitraan, saatnya kita memikirkan bagaimana kita bisa saling menguntungkan," ujarnya.
Dino menambahkan menambahkan pemerintah Indonesia saat ini sedang gencar-gencarnya mengupayakan peraturan yang bisa meningkatkan pangsa pasar dan nilai investasi serta perdagangan kedua negara.
Simak video perkembangan terkini Brexit di bawah ini.
(miq/miq)
https://ift.tt/2F5w29N
March 12, 2019 at 11:20PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sudah 70 Tahun, Bagaimana Hubungan Bilateral RI-Inggris?"
Post a Comment