
Pasalnya, Trump memberikan pernyataan yang mengindikasikan perlawanan AS terhadap aksi Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang mengurangi pasokan minyak demi mendongkrak harga.
"Peningkatan produksi minyak OPEC penting untuk dilakukan. Pasar dunia sudah rentan, harga minyak naik terlalu tinggi. Terima Kasih!" tulis Trump melalaui akun Twitter pribadinya.
Tak ayal, harga minyak runtuh seketika. Hingga pukul 19:41 WIB, harga minyak jenis Brent amblas sebesar 1,55% ke posisi US$ 66,78/barel, sedangkan jenis Light Sweet (WTI) menukik 1,68% ke level US$ 58,41/barel.
Memang, hingga saat ini belum ada aksi nyata dari pemerintah AS yang dapat membuat keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan) di pasar minyak menjadi timpang.
Namun pelaku pasar menangkap sinyal-sinyal yang mengarah ke sana. Risiko meluapnya pasokan minyak dari AS menjadi semakin besar.
Apalagi sejak awal 2018, produksi minyak AS sudah naik lebih dari 2 juta barel/hari. Bila naik terus, harga minyak bisa jadi korbannya.
Cuitan Trump ini merupakan kali kedua di 2019, yang mengatakan bahwa harga minyak sudah terlalu tinggi.
Sebelumnya pada tanggal 25 Februari lalu, Trump juga melontarkan nada yang serupa.
"Harga minyak naik terlalu tinggi. OPEC, mohon rileks dan santai saja. Dunia tidak bisa menanggung kenaikan harga [minyak] - Rentan!" tulis Trump di Twitter (25/2/2019).
Kala itu juga harga minyak ambrol seketika. Bahkan WTI jatuh hingga 3,11%.
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/taa)
https://ift.tt/2HHSpo0
March 29, 2019 at 03:05AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Trump Berkicau Lagi, Harga Minyak Langsung Jeblok"
Post a Comment