Jakarta, CNBC Indonesia- Dibalik kekesalan Presiden Joko Widodo terkait masih hobi mengimpor minyak hingga 800.000 barel per hari dinilai Anggota Tim Reformasi & Tata Kelola Migas (2014-2015), Fahmy Radhi sebagai puncak kemarahan karena tidak selesainya persoalan impor migas.
Dimana menurut Fahmy, impor migas bisa ditekan jika Pertamina membangun kilang untuk mengolah BBM di dalam negeri. Dimana kegagalan pembangunan kilang ini ditenggarai karena adanya mafia migas agar impor terus naik, padahal investor memiliki minat besar dalam pembangunan kilang. Selengkapnya saksikan dialog Erwin Surya Brata dengan Anggota Tim Reformasi & Tata Kelola Migas (2014-2015), Fahmy Radhi dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Rabu, 18/12/2019)
Let's block ads! (Why?)
https://ift.tt/38PEeaU
December 18, 2019 at 05:30PM
Bagikan Berita Ini
Related Posts :
Rekor Lelang SUN dan Sukuk Global Angkat Harga Obligasi
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah dibuka menguat pada awal perdagangan har… Read More...
Bursa Hong Kong Menguat 0,8% Jelang Jeda Siang
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Hong Kong bergerak naik jelang jeda perdagangan siang, Rabu (13/2/2… Read More...
Wow, Tahun Ini Pendapatan Esports Bakal Tembus Rp 15,4 TJakarta, CNBC Indonesia - Pendapatan esports secara global diprediksi akan tembus US$1,1 miliar… Read More...
Sektor Properti Masih Menepi
Jakarta, CNBC Indonesia- Kenaikan harga properti residensial mengalami perlambatan pada kuarta… Read More...
Bursa Saham Tertekan, Harga Emas Antam Terkerek Naik
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) … Read More...
0 Response to "Benarkah ada Mafia Dibalik Kemarahan Jokowi Pada Impor Migas?"
Post a Comment