Sebagai informasi, pada Februari 2018 lalu terjadi inflasi yang mencapai 0,23%. Kemudian, pada Februari 2017, masih terjadi inflasi meski hanya 0,17%. Namun, catatan terbaik ditorehkan pada Februari 2016 dengan deflasi mencapai 0,09%.
Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti, penyebab utama deflasi Februari ini karena bahan makanan yang mengalami penurunan harga untuk berbagai komoditas.
"Harga kebutuhan masyarakat cukup rendah daripada dua tahun sebelumnya," ujar Yunita dalam konferensi pers BPS, Jumat (1/3/2019).
Foto: BPS (CNBC Indonesia/Iswari Anggit)
|
Yunita menjelaskan, penurunan harga terlihat dari kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi 1,11% dengan andil 0,24%. Komoditas yang memberikan andil terhadap deflasi antara lain; daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, cabai rawit, ikan segar, wortel, dan jeruk.
Meski begitu, masih ada bahan makanan yang mengalami inflasi, yaitu beras, mie kering instan, serta bawang putih. Namun, andil ketiga komoditas terhadap inflasi sangat kecil, masing-masing hanya 0,01%.
Yunita menekankan, bahan makanan merupakan satu-satunya kelompok yang mengalami deflasi.
"Rinciannya, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi 0,31% dengan andil inflasi total sebesar 0,06%. Kemudian, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi 0,25% dengan andil inflasi total sebesar 0,06%."
"Kelompok sandang mengalami inflasi 0,27%, kelompok kesehatan juga inflasi 0,36%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga inflasi 0,11%, serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan inflasi hanya 0,05%. Masing-masing kelompok menyumbangkan inflasi sebesar 0,01% terhadap inflasi total."
Tak hanya itu, berdasarkan komponen, terjadi inflasi inti sebesar 0,26%, dengan andil 0,15%. Harga yang diatur pemerintah (administered price) juga mengalami inflasi 0,06%, dengan andil 0,02%. Sementara itu, harga bergejolak (volatile food) mengalami deflasi -1,30%, dengan andil -0,25%.
Yunita juga menyorot komponen energi yang mengalami deflasi -0,28% dengan andil -0,03%; "Bensin khususnya yang nonsubsidi mengalami penurunan, yaitu harga Pertamax dan Pertamax Turbo," sambungnya.
Jika dilihat dari persebaran wilayahnya, Yunita menjelaskan, sebanyak 69 kota mengalami deflasi, tetapi 13 kota masih mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Merauke yang mencapai -2,11% karena penurunan harga sayuran dan cabai. Sementara itu, inflasi paling besar terjadi di Tual sebesar 2,98% karena harga bayam dan ikan segar meningkat pesat.
Simak Video Inflasi Rendah Bukan Berarti Harga Murah:
[Gambas:Video CNBC] (dru)
https://ift.tt/2GQL3y5
March 01, 2019 at 06:09PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ayam, Cabai, dan Telur Penyebab Utama Terjadinya Deflasi"
Post a Comment