Dalam rilisnya, tingkat pertumbuhan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Februari 2019 tercatat berada di level -0,08% month-to-month (MtM), yang artinya terjadi deflasi dari bulan sebelumnya.
Sedangkan secara tahunan (YoY) masih terjadi inflasi sebesar 2,57%. Namun inflasi tahunan pada Februari 2019 kali ini merupakan yang paling kecil sejak November 2009. Artinya pertumbuhan harga-harga di tingkat konsumen semakin melandai.
Bila dilihat berdasarkan kelompok pengeluaran, Bahan Makanan merupakan satu-satunya kelompok yang mengalami deflasi, yaitu sebesar 1,11% MtM.
Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rustanti dalam konferensi pers pagi ini, komoditas dalam Bahan Makanan yang mengalami deflasi antara lain daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, cabai rawit, ikan segar, wortel, dan jeruk. Sedangkan subkelompok beras, mi kering instan, dan bawang putih masih mengalami inflasi.
Namun kali ini, kelompok yang menyumbang andil inflasi terbesar adalah Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau, yaitu sebesar 0,06%. Seluruh subkelompok pada kelompok ini mengalami inflasi, yaitu: subkelompok makanan jadi sebesar 0,34%; subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,10 %; dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,47%.
Foto: BPS
|
Naiknya tarif sewa rumah, tarif kontrak rumah, dan upah Asisten Rumah Tangga (ART) juga mendorong inflasi pada kelompok Perumahan, Air, Listrik, gas, dan Baham Bakar dengan andil sebesar 0,06%.
Bahan Makanan memang memiliki bobot yang paling besar dalam perhitungan inflasi di Indonesia, maka wajar apabila penurunan sejumlah harga bahan makanan dapat menyebabkan terjadinya deflasi secara umum.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/taa)
https://ift.tt/2EFI5KA
March 01, 2019 at 07:10PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Inflasi Sampai Februari 2019 Hanya 2,57%, Terendah Sejak 2009"
Post a Comment