Search

Kesepakatan Nuklir dan Dagang Masih Jauh, Obligasi RI Koreksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah dibuka terkoreksi pada awal perdagangan hari ini. 

Pelemahan seiring dengan terganjal-nya kesepakatan nuklir Amerika Serikat (AS)-Korea Utara (Korut) dan damai dagang AS-China yang masih jauh dari kata sepakat. 

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksi-nya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. 

Seri acuan yang paling terkoreksi adalah FR0078 dengan kenaikan yield 3 basis poin (bps). Besaran 100 bps setara dengan 1%. 

Seri acuan lain yang terkoreksi daalah FR0079 bertenor 20 tahun dengan kenaikan yield 0,1 bps menjadi 8,26%. 

Dua seri lain yaitu acuan 5 tahun dan 15 tahun masih menguat meskipun lebih tipis.

Yield Obligasi Negara Acuan 1 Mar 2019

Seri Jatuh tempo Yield 28 Feb 2019 (%) Yield 1 Mar 2019 (%) Selisih (basis poin) Yield wajar IBPA 28 Feb'19
FR0077 5 tahun 7.536 7.53 -0.60 7.4796
FR0078 10 tahun 7.801 7.831 3.00 7.7836
FR0068 15 tahun 8.128 8.127 -0.10 8.1247
FR0079 20 tahun 8.263 8.264 0.10 8.2451
Avg movement 0.60
Sumber: Refinitiv 

Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan hanya dialami China, India, dan Rusia sedangkan pasar obligasi negara lain terkoreksi. 

Di negara maju, pasar obligasi negara Eropa kompak menguat yaitu pasar bund Jerman, gilt Inggris, dan OAT Perancis. 

Kondisi itu mencerminkan pelaku pasar global sedang meminat instrumen yang dianggap lebih aman dan mengindari risiko seperti instrumen investasi negara berkenang.   

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara Yield 28 Feb 2019 (%) Yield 1 Mar 2019 (%) Selisih (basis poin)
Brasil 8.97 9.02 5.00
China 3.208 3.205 -0.30
Jerman 0.185 0.184 -0.10
Perancis 0.577 0.569 -0.80
Inggris 1.304 1.293 -1.10
India 7.673 7.591 -8.20
Italia 2.759 2.77 1.10
Jepang -0.023 -0.012 1.10
Malaysia 3.885 3.899 1.40
Filipina 6.367 6.381 1.40
Rusia 8.47 8.42 -5.00
Singapura 2.257 2.272 1.50
Thailand 2.49 2.51 2.00
Turki 14.45 14.47 2.00
Amerika Serikat 2.711 2.719 0.80
Afrika Selatan 8.7 8.71 1.00
  Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2GSnEfS
March 01, 2019 at 05:24PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kesepakatan Nuklir dan Dagang Masih Jauh, Obligasi RI Koreksi"

Post a Comment

Powered by Blogger.