Search

Harpitnas Boleh, Lengah Jangan

Indonesia dan pasar keuangan Asia menikmati berkah dari hawa damai dagang AS-China. pada 30-31 Januari, Wakil Perdana Menteri China Liu He bertandang ke Washington untuk melakukan pertemuan dagang dengan delegasi AS yang dipimpin oleh Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer. 

Sesaat sebelum pertemuan, penegak hukum AS resmi mengajukan tuntutan kepada perusahaan raksasa teknologi asal China, Huawei. Perusahaan tersebut dituding melakukan hubungan bisnis dengan Iran (yang sedang dalam sanksi AS), dan melakukan pencurian teknologi robotik milik T-Mobile. 

Namun Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menegaskan bahwa kasus Huawei adalah hal yang berbeda dengan dialog perdagangan. Dialog dagang tetap akan berjalan meski ada kasus tersebut. 

Selain itu, China juga sepertinya semakin berusaha untuk kooperatif dengan permintaan AS. Xinhua memberitakan, seperti dikutip Reuters, parlemen China akan membahas regulasi baru yang melarang pemaksaan atau kewajiban transfer teknologi bagi perusahaan asing yang berinvestasi di Negeri Tirai Bambu. Aturan ini juga akan melarang intervensi pemerintah yang berlebihan dalam investasi asing. 

Isu tersebut sudah lama disuarakan oleh AS. Pemerintahan Presiden Donald Trump kerap kali mengkritik praktik investasi di China, yang mengharuskan investor asing melakukan transfer teknologi kepada perusahaan lokal. Perlindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual, itu yang selalu ditekankan oleh Negeri Paman Sam. 

Didorong oleh harapan damai dagang AS-China, pasar keuangan Asia pun melesat. Pasar keuangan Indonesia bahkan mengukirkan prestasi yang mengesankan. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
(aji/aji)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2RA9pgv
February 04, 2019 at 12:50PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Harpitnas Boleh, Lengah Jangan"

Post a Comment

Powered by Blogger.