Pekan lalu, di pasar spot, rupiah berhasil menguat 0,25% ke level Rp 13.935. Bahkan, mata uang Garuda berhasil meninggalkan hampir seluruh mata uang negara di kawasan Asia.
Namun, ibarat padi makin berisi makin merunduk, rupiah seharusnya tak terlena dengan prestasi yang dicapainya. Rupiah sebaiknya tetap waspada terhadap segala kemungkinan yang bisa terjadi.
Hal inilah yang juga disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah, Sabtu (2/2/2019) lalu, kepada CNBC Indonesia.
"Kami [Bank Indonesia] tetap waspada karena situasi global belum sepenuhnya stabil," ujarnya.
"Sementara arah kebijakan moneter The Fed sudah semakin jelas tidak akan agresif menaikkan suku bunga, negosiasi sengketa dagang AS-China, dan kemelut penyelesaian pemisahan Inggris dari Uni Eropa masih terus membayangi dinamika pasar keuangan global," tambah Nanang.
Menurutnya, memperkuat kebijakan makro agar tingkat resiliensi ekonomi domestik semakin tangguh dalam menangkal kejutan (shock) global merupakan hal yang harus dilakukan ke depannya.
![]() |
Oleh karena itu, Bank Indonesia akan terus bersinergi dengan pemerintah dan lembaga terkait lainnya, serta mengoptimalkan peran bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"Bauran kebijakan moneter, fiskal, dan sektor riil (reformasi struktural) yang terus bersinergi sangat penting dalam menjaga stabilitas makro sekaligus memperkuat struktur perumbuhan ekonomi yang lebih berimbang dan inklusif," jelas Nanang.
"Sementara itu, Bank Indonesia akan tetap konsisten berada di pasar untuk mengawal stabilitas rupiah, disertai upaya penguatan jalinanan koordinasi dan komunikasi dengan otoritas lain dan perbankan."
Simak video mengenai rupiah yang berhasil menembus level terkuatnya sejak Juni 2018.
[Gambas:Video CNBC] (prm)
http://bit.ly/2GjlaG8
February 04, 2019 at 03:10PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ini Janji BI Saat Rupiah Terus Menguat"
Post a Comment