
Pada Jumat (22/2/2019), berikut kurs dolar AS di pasar NDF saat ini dibandingkan kala penutupan pasar spot hari sebelumnya, mengutip Refinitiv:
Periode | Kurs 21 Februari (15:56 WIB) | Kurs 22 Februari (07:34 WIB) |
1 Pekan | Rp 14.051 | Rp 14.062,5 |
1 Bulan | Rp 14.090 | Rp 14.105 |
2 Bulan | Rp 14.151 | Rp 14.162,5 |
3 Bulan | Rp 14.215 | Rp 14.226,5 |
6 Bulan | Rp 14.405 | Rp 14.405 |
9 Bulan | Rp 14.570 | Rp 14.595 |
1 Tahun | Rp 14.760 | Rp 14.790 |
2 Tahun | Rp 15.572,9 | Rp 15.571,3 |
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF), yang kali terakhir diperbarui pada 21 Februari pukul 15:28 WIB:
Periode | Kurs |
1 Bulan | Rp 14.095 |
3 Bulan | Rp 14.2017 |
Kemarin, rupiah melemah seharian di pasar spot dan ditutup terdepresiasi 0,16% terhadap dolar AS. Rupiah bergerak searah dengan mata uang Asia yang juga sulit berbicara banyak di hadapan greenback.
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.
Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.
Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
https://ift.tt/2T7pQ8P
February 22, 2019 at 02:42PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Sepertinya Bakal Melemah (Lagi)"
Post a Comment