"PT Gorontalo Minerals telah memperoleh Izin Kegiatan Operasi Produksi dari Kementerian Energi &Sumber Daya Mineral," ujar Suseno Kramadibrata, Direktur Bumi Resources Minerals, dalam rilisnya siang ini (5/4/19).
BRMS memiliki 80% saham Gorontalo Minerals dan sisanya dimiliki PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Izin tersebut, lanjutnya, menjadi dasar bagi Gorontalo Minerals untuk mengembangkan dan mengoperasikan tambang tembaga dan emas yang dimiliki emiten di Propinsi Gorontalo.
Dengan berbekal izin dari Kementerian ESDM, perseroan memiliki waktu 3 tahun untuk membangun konstruksi tambang dan masa produksi 30 tahun dengan kapasitas produksi 1 juta ton bijih per tahun.
Meskipun berharap proses produksi dapat dimulai pada semester II-2021, tetapi perseroan berharap tahapan tersebut sudah dapat dimulai lebih awal karena ingin memulai produksi dari sebagian cadangan yang ada melalui proses pemurnian emas secara kimia (heap leaching).
Heap leaching adalah proses mengolah bijih emas dengan media larutan natrium sianida dan karbon aktif untuk menangkap bijih emas.
Gorontalo Minerals mengoperasikan konsesi tambang berdasarkan kontrak karya di atas lahan seluas 24.995 hektare di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Lokasi tambang itu terletak di area Sungai Mak, Cabang Kiri, Motomboto North, Motomboto East, dan Kayu Bulan dengan estimasi sumber daya 400 juta ton bijih.
Di sisi lain, estimasi cadangan pada Sungai Mak 105 juta ton bijih. Selain Gorontalo Minerals, Bumi Resources Minerals memiliki dua tambang lain yaitu tambang timah di Dairi (Sumut) dan tambang emas Poboya (Sulteng).
Pengembangan di tambang Poboya pernah dianggarkan perusahaan yang dipimpin US$ 150 juta pada tahun lalu.
Saham BRMS masih stagnan di Rp 50 sejak 28 Februari dan membentuk kapitalisasi pasarnya Rp 3,11 triliun. Perusahaan mencatatkan sahamnya di bursa sejak 9 Desember 2010 di harga Rp 625.
Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan sebanyak 87,09% saham Bumi Resources Minerals dimiliki PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan 12,91% dimiliki publik.
Hingga akhir September 2018, perseroan masih membukukuan rugi atribusi entitas induk US$ 93,95 juta, dan sudah terjadi rugi beruntun setidaknya sejak 2012.
Selama ini, pendapatan perseroan berasal dari imbalan jasa penasehat pertambangan yang dilakukan terhadap Bellridge Holdings Limited (Bellridge) sebesar US$ 1,18 juta dan US$ 5 juta untuk periode akhir September, masing-masing pada 2018 dan 2017.
TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)
https://ift.tt/2SIC8QM
March 05, 2019 at 10:30PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Akhirnya! Tambang Bumi Minerals Beroperasi"
Post a Comment