"Mungkin mereka memiliki solusi lebih baik dibandingkan Anda, itulah yang kami temukan di Mapan,perusahaan yang saya dirikan. Itu juga hal yang kami temukan di Midtrans. Midtrans adalah suatu gateway dan tempat pembayaran online," kata Aldi, dalam wawancaranya dengan CNBC TV, Jumat (22/03/2019).
Dengan menempatkan akusisi sebagai alat untuk melengkapi ekosistem, Go-Jek sekaligus Go-Pay sebagai perusahaan pembayaran bukan hanya fokus melayani konsumen, tetap juga bagi mitra dagang. Aldi menegaskan, Go-Pay mampu memberikan solusi pembayaran untuk segala kebutuhan mereka.
"Kami juga merupakan super app bagi para mitra driver. Sehingga, segala hal yang membantu kami untuk melayani konsumen dengan lebih baik, kami akan berusaha untuk bekerja sama dengan mereka, atau bahkan melakukan akuisisi," ujarnya.
Selain itu, dengan memiliki hubungan dengan pemerintah juga membantu Go-Pay untuk mewujudkan visinya, menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
"Kami sering berdiskusi dengan mereka dan turut membantu mereka membentuk peraturan.Visi yang kami miliki tersebut, 100% selaras dengan tujuan pemerintah," tegas Aldi.
Saat ini Go-Pay masih menjadi pemimpin pasar di Indonesia untuk layanan pembayaran digital. Menurutnya, untuk mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar, bukan hanya tentang biaya dan margin, tetapi juga tentang memahami konsumen untuk keberlanjutan perusahaan ke depan.
Dia menegaskan, menawarkan berbagai jenis layanan telah mendarah daging untuk Go-pay. Go-Jek pun terus mengembangkan use case untuk pengguna, mitra pengemudi dan merchant. Dengan begitu, Go-Jek bisa tetap menjadi pemimpin pasar.

(roy/roy)
https://ift.tt/2TWnOcj
March 23, 2019 at 02:59AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Alasan Go-Jek Akuisisi Startup dan Mimpi Jadi Super Apps"
Post a Comment