Apalagi saat ini, Nanang mengakui nilai tukar rupiah masih undervalue sehingga masih tersedia ruang untuk menguat.
"Kecenderungannya bisa menguat karena faktor 2018 yang timbulkan tekanan sekarang sudah mereda, misalnya masalah sengketa dagang, kenaikan suku bunga The Fed, ya tinggal Brexit yang belum selesai. Lalu beberapa hal yang terkait geopolitik risk juga tidak sebesar dulu," ujar Nanang di Kantor Menteri Koprdinator Bidang Perekonomian, Selasa (5/3/2019).
"Jadi hemat saya kecenderungannya masih ada ruang untuk menguat, sebab rupiah masih undervalue."
Di samping itu, Nanang menyebutkan inflow dari Bulan Januari hingga saat ini sudah mencapai Rp 68 triliun. Semakin banyak inflow, maka potensi penguatan nilai tukar rupiah akan semakin besar.
Oleh karena itu, sebagai bank sentral, Nanang mengatakan BI akan memastikan kecukupan likuiditas, terutama di pasar keuangan dengan membuka lelang tiga kali seminggu.
"Langkah kita memastikan kecukupan likuiditas sehingga antar bank cukup, jadi bank-bank tidak perlu khawatir kekurangan likuiditas terutama di pasar uang antar bank. Makanya BI buka lelang 3 kali seminggu; lelang term repo untuk ekspansi likuiditas dan lelang forex swap, jadi dengan lelang yang teratur 3 kali seminggu memberikan kepastian bagi bank agar bisa manfaatkan fasilitas repo kan ke BI SBN yang dimiliki," tandasnya.
Simak Video Mau Tahu Valuasi Rupiah Saat Ini? Ini Penjelasannya
[Gambas:Video CNBC]
(dru)
https://ift.tt/2HezrEt
March 06, 2019 at 01:30AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BI Pede Tren Rupiah 2019 Bakal Menguat"
Post a Comment