Search

Boeing 737 MAX Jatuh, Shutdown AS Dituding Jadi Penyebab


Pada 29 Oktober 2018, pesawat milik Lion Air dengan jenis yang sama yakni Boeing 737 Max 8 juga jatuh. Total korban saat itu mencapai 189 orang. Dengan gabungan korban dari Ethiopian sebanyak 157 orang, maka total korban meninggal dunia dari dua tragedi maut ini mencapai 346 orang.

"Maskapai ini harus bertanggungjawab," tambah senator itu. "Mereka memiliki perangkat lunak baru, mereka tahu ada masalah dengan sensor [pesawat]," katanya dikutip Nbcnews, Kamis (14/3/2019).

Pada 22 Desember 2018 hingga 25 Januari 2019 terjadi penutupan sementara pemerintah AS karena karena parlemen tidak sepakat soal anggaran yang diminta Presiden AS Donald Trump. Trump saat itu mendesak meminta anggaran sebesar US$ 5 miliar untuk membangun tembok perbatasan dengan Meksiko.

Dalam shutdown itu, setidaknya ada 9 kementerian tutup, di antaranya pertanian, perdagangan, keamanan, dalam negeri, negara bagian, transportasi, dan keuangan, serta beberapa institusi dan lembaga lain.

Namun FAA membantah anggapan bahwa shutdown yang sempat terjadi di AS menjadi penyebab tertundanya pemasangan peningkatan sistem di Boeing Max 8 dan Max 9.

Bahkan, masih dilansir Nbcnews, anggota Congressional Democrats yakni Ketua Komite Transportasi Peter DeFazio, D-Ore (dari distrik Oregon) dan Ketua Subkomite Penerbangan Rick Larsen, D-Wash (distrik Washington), menegaskan perlunya pemeriksaan tentang bagaimana FAA sebelumnya dalam mensertifikasi keselamatan jet Boeing.

"Harus ada penyelidikan yang teliti tentang mengapa pesawat, yang memiliki sistem keselamatan kritis yang tidak ada pada model sebelumnya, disertifikasi tanpa memerlukan pelatihan pilot tambahan," tegas keduanya dalam pernyataan bersama.

"Kami berencana melakukan pengawasan ketat dengan setiap alat yang kami miliki untuk sampai ke bagian akhir proses pengambilan keputusan FAA," tegas mereka lagi.

Saat ini sudah ada sekitar 50 negara yang melarang terbang atau menangguhkan (grounded) pesawat Boeing Max 8 (termasuk Indonesia dan Singapura) dan Meksiko menjadi negara ke-50 yang mengambil tindakan pelarangan tersebut.

"Pemberitahuan keselamatan ini berlaku segera, dan akan tetap berlaku sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata Menteri Transportasi Kanada Marc Garneau.

LaHood, seorang anggota Parta Republik yang bertugas dalam pemerintahan Presiden Obama, berbicara dengan Sara Eisen di CNBC Internasional tentang keputusan FAA sebelumnya yang ngotot membuat pesawat tetap terbang di tengah negara-negara lain di dunia yang justru menangguhkan 737 Max.

"Apa yang perlu kita lakukan adalah menangguhkan pesawat, memeriksa pesawat, dan menggunakan inspektur keselamatan FAA dan inspektur keselamatan Boeing yang bekerja sama, mencari tahu apakah ada sesuatu yang salah dan jika tidak, beri tahu masyarakat bahwa pesawat ini aman," katanya.
Foto: Infografis/Tragedi Penerbangan Ethiopian Airlines/Arie Pratama

LaHood membalas ketika ditanya apakah pesawat-pesawat itu harus ditangguhkan hanya karena warga prihatin dan apa yang dimiliki FAA pada satu titik yang disebut "spekulasi."

"Yah, itu bukan spekulasi," katanya. "Saya menyarankan agar agensi [pihak-pihak terkait penerbangan sipil] yang bertanggungjawab untuk keselamatan penerbangan meningkatkan dan melaksanakan tanggung jawab mereka."

"Bicaralah dengan keluarga orang-orang yang tewas dalam kecelakaan Ethiopia," tambah LaHood. "Anda berbicara dengan keluarga-keluarga itu dan anda bertanya kepada mereka apakah mereka ingin pesawat-pesawat itu diperiksa, dan jawabannya adalah ya."
(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2TE2bxM
March 14, 2019 at 10:49PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Boeing 737 MAX Jatuh, Shutdown AS Dituding Jadi Penyebab"

Post a Comment

Powered by Blogger.