Melansir dari The New York Times, niat Disney untuk memiliki Fox sebenarnya sudah disampaikan perusahaan sejak tahun lalu.
CEO Disney Bob Iger mengatakan bahwa akuisisi ini untuk memperbanyak daftar konten tayangan yang sudah dimiliki Disney sebagai langkah persiapan peluncuran saluran streaming pribadi yang diberi nama Disney+, mengutip CNBC International.
Iger juga mengatakan bahwa akuisisi aset Fox memberikan Disney hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki Fox, yang juga termasuk talenta-talenta hebat yang sudah dimiliki perusahaan.
"Kami ingin menggunakan keahlian yang sudah dimiliki kedua perusahaan, untuk menyokong Hulu [layanan streaming milik Fox] dengan lebih banyak program tayangan original yang akhirnya dapat membuat Hulu menjadi lebih kompetitif di pasar [video on deman/VOD]," kata Iger.
Lebih lanjut, kemampuan Disney yang dapat membeli Fox tentunya tidak terlepas dari kondisi keuangan perusahaan yang sangat memuaskan.
Berdasarkan laporan tahunan fiskal Disney 2018, perusahaan berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih positif hingga 40% YoY, setelah membukukan pertumbuhan laba bersih negatif 4% YoY di tahun fiskal 2017.
Pada tahun fiskal 2018, laba bersih Disney tumbuh menjadi US$ 12,59 miliar atau sekitar Rp 176 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$) dibanding tahun fiskal 2017 yang sebesar US$ 8,9 miliar.
Sebagai informasi, pelaporan keuangan di AS berbeda dengan sistem pelaporan keuangan di Indonesia yang sesuai dengan tahun kalender.
Di AS pencatatan laporan keuangan mengikuti tahun fiskal. Periode tahun fiskal 2018 adalah 1 Oktober 2017 hingga 29 September 2018, sedangkan tahun fiskal 2017 adalah 2 Oktober 2016 hingga 30 September 2017.
Pertumbuhan laba bersih Disney didukung atas adanya peningkatan penjualan yang secara total tumbuh 8% YoY menjadi US$ 59,43 miliar. Jika diuraikan lebih detail, pertumbuhan penjualan terbesar diperoleh dari sektor usaha studio hiburan yang dimiliki Disney.
 Foto: Salah satu kontributor pendapatan Disney/Ist |
Sektor tersebut tumbuh 19,19% YoY menjadi US$ 9,99 miliar dari US$ 8,38 miliar. Sektor usaha Disney lainnya juga mencatatkan pertumbuhan positif, kecuali usaha media interaktif dan penjualan retail.
Pertumbuhan yang signifikan di studio hiburan Disney diperoleh dari hasil penjualan film yang di luar ekspektasi, terutama untuk "Black Panther", "Star Wars: The Last Jedi", "Avengers: Infinity War", dan "Incredibles 2". The Walt Disney Company sejak 2009 sudah mengakuisisi Marvel Entertainment.
Berikut adalah pencapaian penjualan sektor usaha Disney periode fiskal 2018 vs 2017 dalam miliar dolar AS.
| Sektor Usaha Disney | 2018 | 2017 | % Pertumbuhan |
| Jaringan Media (Media Networks) | $ 24,50 | $ 23,51 | 4,21% |
| Taman dan Resor (Parks & Resort) | $ 20,30 | $ 18,42 | 10,21% |
| Studio Hiburan/Teater (Studio Entertainment) | $ 9,99 | $ 8,38 | 19,19% |
| Produk Kosumen & Media Interaktif | $ 4,65 | $ 4,83 | -3,77% |
| TOTAL | $ 59,43 | $ 55,14 | 7,79% |
Terlebih lagi, Disney tampaknya harus berterima kasih kepada Presiden AS Donald Trump atas kebijakannya untuk menurunkan pajak perusahaan dari 35% menjadi hanya 24,5%.
Penurunan pajak ini mengakibatkan perusahaan mencatatkan keuntungan sebesar US$ 1,7 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas)
https://ift.tt/2HvcP3I
March 20, 2019 at 10:34PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Disney Akusisi Fox, Berapa Laba Jualan Film Tiap Tahun?"
Post a Comment