Dilansir CNBC Indonesia dari situs resmi Kementerian Kesehatan, Minggu (17/3/2019), stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal itu dikarenakan anak yang menderita stunting bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya. Hal itu tentu akan sangat memengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Laman Kemenkes menuliskan, kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya.
Padahal, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan.
Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah. Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
Diterangkan Menkes, kesehatan berada di hilir. Seringkali masalah-masalah non-kesehatan menjadi akar dari masalah stunting, baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan. Karena itu, ditegaskan oleh Menkes, kesehatan membutuhkan peran semua sektor dan tatanan masyarakat.
![]() |
Kiai Ma'ruf mengatakan stunting merupakan masalah sosial, masalah sanitasi, dan gizi. Untuk itu, Jokowi-Ma'ruf akan melakukan tindakan preventif dan promotif untuk mengurangi kurang gizi dan stunting.
"Melalui GERMAS (Gerakan Masyarakat) dan Program Indonesia Sehat-Pendekatan Keluarga (PIS PK), akan terus didorong untuk meningkatkan kesehatan ibu dan mencegah anak stunting yang dalam pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla turun 7%," katanya.
Jika terpilih, Jokowi-Ma'ruf akan memberi bantuan sosial kepada ibu hamil agar mereka mampu membeli kepentingan untuk memberikan air susu ibu (ASI) kepada anaknya. Kiai Ma'ruf optimistis upaya tersebut dapat menurunkan stunting atau kurang gizi kronis hingga 10%.
Menanggapi hal itu, Sandiaga mengatakan masalah stunting di Indonesia sudah gawat darurat sehingga dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat.
Jika terpilih, Prabowo-Sandi akan mengatasi masalah stunting sesegera mungkin dengan meluncurkan program Indonesia Emas yang salah satu aspeknya berupa gerakan memastikan ibu mendapatkan protein yang cukup dari susu maupun makanan.
Selain itu, ada pula gerakan sedekah putih, yakni filantropi untuk mengumpulkan sumbangan sumber protein dan gizi dari susu, kacang hijau dan lain.
"Dengan program ini diharapkan mengurangi stunting lima tahun ke depan secara signifikan," katanya.
![]() |
Lebih lanjut, Sandiaga bercerita bahwa ia belajar dari pengalaman istrinya Nur Asia Uno yang hanya enam bulan memberikan ASI, untuk anak bungsunya Sulaiman Saladdin Uno.
Menurut Sandiaga, banyak anak yang tidak bisa mendapatkan ASI karena ada permasalahan kesehatan ibu yang melahirkan. Untuk itu dirinya akan menginisiasi pembentukan donatur air susu ibu (ASI).
"Di situ kami ajak para, kontributor para ibu yang bisa sediakan susu menjadi donatur dan mengumpulkan uang untuk meningkatkan gizi ibu dan anak. Dan masalah stunting selesai," kata Sandiaga.
"Baik dalam susu dan yang lain bukan hanya pemerintah yang menangani tapi seluruh masyarakat. Kita ingin program partisipatif-kolaboratif ajak masyaraka berkontribusi," lanjutnya.
Simak video terkait penjelasan TKN Jokowi-Ma'ruf dan BPN Prabowo-Sandi terkait visi dan misi masing masing di bawah ini.
(miq/miq)
https://ift.tt/2TRhh2q
March 18, 2019 at 02:45PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Isu Stunting: Sandiaga Sebut Gawat, Ma'ruf Siapkan Pencegahan"
Post a Comment