Search

Kelabu di 2018, Mungkinkan Industri Sawit RI Bangkit di 2019?

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2018 adalah tahun kelabu bagi industri kelapa sawit Indonesia. Bagaimana tidak, beberapa big player dalam industri ini semuanya kompak mencatatkan pertumbuhan laba bersih negatif. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

Tabel di bawah ini merangkum perolehan pendapatan dan laba bersih negatif ketiga perusahaan tersebut antara tahun 2017 dan 2018.

Mau Sampai Kapan Industri Sawit Kita Rugi?Foto: Emiten CPO (Tim Riset CNBC Indonesia)

Sumber: Laporan Keuangan 2018 SIMP, LISP, dan AALI. Diolah oleh Dwi Ayuningtyas. Angka dalam juta rupiah.

Berdasarkan tabel di atas, baik LSIP dan SIMP tidak hanya mencatatkan pertumbuhan negatif pada laba bersih, tapi juga dari sisi pendapatan perusahaan. Perolehan pendapatan LISP pada 2018 anjlok 15,16% year-on-year (YoY) menjadi Rp 4,02 triliun. Sedangkan penjualan SIMP tahun lalu turun 10,34% YoY menjadi Rp 14,19 triliun.

Walaupun demikian, AALI masih dapat mencatatkan pertumbuhan positif dari segi pendapatan yang naik 10,28% di tahun 2018 menjadi Rp 19,08 triliun dari yang sebelumnya hanya Rp 17,3 triliun.

Perolehan pendapatan perusahaan maksimal turun di kisaran 15% YoY, bahkan masih ada yang positif. Lalu, mengapa pertumbuhan laba bersih anjlok hingga 54%, dan ada juga yang berubah haluan dari untung jadi rugi?

Jika ditelaah lebih detil, rasio beban pokok penjualan terhadap pendapatan, atau dikenal juga dengan gross margin, pada tahun 2018 meningkat jika dibandingkan tahun 2017. Ini artinya, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk aktivitas produksi meningkat, akan tetapi peningkatannya tidak dibarengi dengan peningkatan penjualan.

SIMP dan LSIP dalam press release perusahaan menyatakan bahwa perusahaan mencatatkan kenaikan kapasitas produksi di tahun 2018. Produksi crude palm oil/CPO (minyak kelapa sawit) LSIP dan SIMP meningkat masing-masing 16,4% YoY dan 20% YoY.

Sayangnya, meskipun kapasitas perusahaan bertambah tapi perusahaan gagal untuk menjual produk dengan harga yang bagus. (Dwi Ayuningtyas/gus)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Fb1FP1
March 14, 2019 at 09:56PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Kelabu di 2018, Mungkinkan Industri Sawit RI Bangkit di 2019?"

Post a Comment

Powered by Blogger.