Selain itu, berbarengan beberapa investor lain ikut menyuntikkan modal di antaranya Singtel Innov8, Korea Investment Partners, dan WuXi AppTec.
Pendanaan ini merupakan yang terbesar kedua setelah didirikan pada April 2016.
Dalam pendanaan seri A, Halodoc mendapatkan pendanaan dari Openspace Ventures, Gojek, Clermont Group, Blibli, dan Capikris Foundation.
Foto: CEO & Founder Halodoc, Jonathan Sudarta
|
Dalam pemberitaan di Tech in Asia, dan DealStreetAsia, Jonathan Sudharta, Founder dan CEO Halodoc mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk kelanjutan pembangunan teknologi dan infrastruktur layanan kesehatan, sekaligus memperluas kerjasama strategis dengan berbagai rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan di Indonesia.
"Penggunaan platform Halodoc, menurut Jonathan, tahun 2018 meningkat sebesar 2.500%, melebihi ekspektasi awal, yang mencerminkan secara jelas tingginya permintaan akan kenyamanan dan kemudahan akses layanan kesehatan," ujar Jonathan.
Foto: Halodoc
|
Menurut Jonathan, Investasi dan kerja sama strategis ini mempercepat upaya dalam pembangunan platform digital yang dapat meningkatkan akses dan kenyamanan bagi jutaan pengguna di Indonesia.
Halodoc saat ini melayani ke lebih dari 20.000 dokter berlisensi di Indonesia, kapanpun dan dimanapun. Pengguna juga dapat melakukan pemesanan cek laboratorium yang dapat dilakukan di rumah serta melakukan pemesanan obat melalui aplikasi di 1.300 apotek rekanan yang dapat diantar dalam waktu kurang dari 1 jam.
Simak Video Pesatnya Perkembangan Startup Tanah Air:
[Gambas:Video CNBC]
(roy)
https://ift.tt/2Uk7ejw
March 04, 2019 at 06:16PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Setelah Gojek, Startup Ini Raup US$ 65 Juta dari UOB-Singtel"
Post a Comment