Apa lagi hingga hari kedelapan ini, Sabtu (9/3/2019), 'Dilan 1991' sudah ditonton hampir 4 juta orang.
Namun dibalik cerita sukses tersebut ternyata ada kisah lain di balik hal itu.
Saat dihubungi CNBC Indonesia, Ketua Umum Gabungan Pengelola Bioskop Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin menyebut pemerintah masih kurang terorientasi dalam memperhatikan perkembangan industri perfilman Indonesia.
"Perhatian pemerintah ada, tapi kan masih belum mantep orientasinya. Hanya memikirkan film yg bermutu itu apa, festival kebanggaan bangsa dan negara. Justru pemerintah harusnya berorientasi ke market. Karena film ini kan industri. Bukan sekedar budaya semata-mata." Katanya.
Djonny menyebut bioskop, yang biasa digunakan sebagai tempat mempromosikan dan menayangkan film, belum mendapat perhatian pemerintah secara penuh. Hal itu terbukti dari sedikitnya jumlah bioskop yang tersebar di Indonesia saat ini.
Djonny mengklaim saat ini hanya ada sekitar 1.600 layar bioskop di seluruh Indonesia. Hal itu membuat penayangan film, baik hasil produksi dari dalam negeri maupun impor dari negara lain, mengalami kendala terkait waktu tayangnya.
Salah satu penyebab sedikitnya layar bioskop, sebut Djonny, adalah mahalnya biaya pembangunan bioskop yang bisa mencapai Rp 3 miliar per gedung-nya.
"Membangun satu studio, istilah saya satu layar, itu Rp 3 miliar. Yang paling mahal proyektor dan sound sistem, itu hampir Rp 1,7 miliar untuk satu layar. Nah itu pemerintah harus bantu. Kita nggak minta 100% modal kok, hanya 50% aja cukup kok, bisa berkembang. Itu aja yang penting." Katanya.
"Kalau (bioskop) banyak, bisa langsung (tayang). Film-film yang kayak 'Dilan 1991' ini kan bisa buka sampai ratusan layar." Tambahnya, yang juga meminta Presiden untuk mengeluarkan Preaturan Presiden (Perpres) untuk menyelesaikan kendala tersebut.
Dalam pemaparannya Djonny juga mengapresiasi peran perusahaan dan dan pihak swasta yang telah membantu mendanai pembangunan bioskop di Indonesia selama ini. Djonny mengaku dalam dua tahun lebih terakhir sudah ada 700-an bioskop baru didirikan.
"Lumayan, kan? Nggak pakai uang pemerintah itu." tegasnya. (hps/hps)
https://ift.tt/2NQQQEA
March 10, 2019 at 01:04AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sukses Dilan 1991, Pengusaha Bioskop Kritik Pemerintah"
Post a Comment