Search

Tarik Ulur AS-China Bikin Harga Emas Tertekan Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas berjangka di bursa COMEX pada sore hari ini, Selasa (5/3/2019), kembali tertekan ke level bawah.

Hingga pukul 18:30 WIB, harga emas kontrak April melemah 0,13% ke posisi US$ 1.285,7/troy ounce, setelah kemarin juga turun 0,9%.

Selama sepekan, harga emas sudah terpangkas 2,69% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun, penguatan harga logam mulia ini makin menipis, hingga sebesar 0,34%.

Pintu damai dagang Amerika Serikat-China yang kian terbuka lebar turut serta membuat harga emas makin tertekan.

Setelah delegasi perdagangan kedua negara melakukan pertemuan di Washington pekan lalu. Satu per satu kabar positif banyak beredar di telinga para pelaku pasar.

Kabar yang positif dimulai pada akhir pekan lalu, jelang ujung pertemuan. Presiden AS Donald Trump dilaporkan telah menyetujui sebuah nota kesepahaman, atau kesepakatan (terminologi yang lebih disukai Trump) atas hubungan perdagangan kedua negara.


Selanjutnya pada hari Minggu (3/3/2019), Wall Street Journal (WSJ) mengabarkan bahwa sebuah kesepakatan telah disiapkan untuk ditandatangani Trump dan Presiden China Xi Jinping dalam waktu dekat.

Selain itu, China juga disebut-sebut telah setuju secara tentatif untuk menghapus penurunan bea impor dan melonggarkan hambatan bagi produk-produk asal AS seperti pertanian, kimia, dan otomotif.

Teranyar, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyatakan bahwa AS dan China sudah berada di penghujung perang dagang.


"Kami mencoba mengesahkan itu (kesepakatan dagang dengan China). Saya rasa kedua pihak akan segera bertemu dan saya berharap seluruh bea masuk dan hambatan dagang akan sirna," tegas Pompeo kepada stasiun televisi KCCI, dikutip dari Reuters.

Hal senada juga diungkapkan oleh Juru Bicara Parlemen China, Zhang Yesui, di mana dirinya menyatakan perundingan dagang dengan Negeri Paman Sam telah membuahkan hasil yang signifikan.

Kala dua raksasa ekonomi terbesar dunia berhenti untuk saling hambat arus perdagangan, maka seluruh dunia juga akan kebagian berkah. Rantai pasokan bisa kembali mengalir deras. Ekonomi pun bisa kembali melaju kencang.

Dalam keadaan yang kondusif, investor akan makin ogah untuk menyimpan emas. Bagaimana tidak, imbal hasil yang besar di aset-aset berisiko seperti saham terlalu menggiurkan untuk ditolak. Apalagi risiko gonjang ganjing ekonomi sudah hampir sirna.


Tak hanya itu, saat ekonomi negeri adidaya sudah lebih baik, kemungkinan besar bank sentral AS, The Fed akan menaikkan suku bunga lagi, setidaknya 1 kali. Apalagi dalam notulensi rapat The Fed edisi Januari yang dirilis beberapa waktu lalu terdapat nada-nada yang terkesan lebih hawkish alias agresif.

Ditambah lagi, rilis data pertumbuhan ekonomi AS kuartal IV-2014 yang disetahunkan (annualized) bisa dibilang cemerlang, sebesar 2,6% Q-to-Q dan mengalahkan konsensus pasar yang berada di angka 2,2%, mengutip Forex Factory.

Bila suku bunga AS benar-benar naik lagi, maka investasi pada aset-aset yang berbasis dolar lebih menarik hati investor, terutama obligasi. Dolar AS pun kembali ke sarangnya. Dolar pun bisa perkasa kembali.

Tak heran hari ini Dollar Indeks yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia, masih terus menguat dan bergerak di area tertingginya dalam dua minggu.

Saat dolar berada di atas, maka harga emas pun menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Alhasil emas makin kehilangan daya tarik.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(taa/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2ENBihT
March 06, 2019 at 02:42AM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Tarik Ulur AS-China Bikin Harga Emas Tertekan Lagi"

Post a Comment

Powered by Blogger.