Search

UBS Optimistis IHSG Tembus Level 6.660, Ini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan jasa keuangan asal Swiss, UBS, memprediksi pasar saham Indonesia akan kembali bergairah tahun ini. UBS bahkan memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menembus level 6.660 pada akhir tahun ini.

"Kami menggunakan berbagai metode untuk menilai valuasi pasar saham Indonesia, diperkirakan IHSG di akhir tahun ini akan mencapai target 6.660," kata Head of Indonesia Research UBS, Joshua Tanja, saat jumpa pers acara UBS Indonesia Conference di Mandarin Hotel, Jakarta, Selasa (5/3/2019).

Optimisme UBS didasari oleh risiko makroekonomi Indonesia yang diperkirakan lebih rendah dari tahun sebelumnya. UBS memprediksi, meski transaksi berjalan (current account) masih akan defisit, namun tahun ini ada kecenderungan turun menjadi 2,6% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari 3,4% pada triwulan III-2018.

Terlebih lagi, kata Josua, pemerintah telah menempuh sejumlah langkah yang tepat untuk menjaga transaksi berjalan dalam batas yang aman.

Market - Market Foto: CNBC

Menurut UBS, kondisi saat ini berbeda dengan situasi di tahun lalu ketika IHSG terkoreksi 2,54% ke level 6.194. Namun bila dibandingkan negara-negara di ASEAN, kinerja IHSG dinilai masih baik.
Sebagai perbandingan, data Bursa Efek Indonesia mencatat, hingga 5 Maret ini, secara year to date IHSG sudah naik 3,98%. Namun dalam sepekan ini IHSG terpaksa minus 1,52%. Net sell (jual bersih) asing tampaknya masih cukup tinggi, lantaran sebulan terakhir net sell tembus Rp 5,75 triliun di semua pasar.

UBS juga merekomendasikan beberapa sektor yang berpotensi tumbuh positif tahun ini di antaranya sektor konsumer dan infrastruktur, termasuk juga industri dasar khususnya semen. Adapun sektor perbankan, properti dan sumber daya alam (resources), UBS memberi rekomendasi netral. Outlook negatif ada di sektor telekomunikasi dan konstruksi.


Namun Josua tetap menekankan perlunya melihat risiko yang ada, terutama risiko yang cukup rentan dan bisa mengganggu pasar keuangan. Pertama, ketergantungan terhadap aliran modal asing. Pasar saham domestik rentan terkoreksi kala investor asing mencatatkan aksi jual.

Kedua, di mata investor, Indonesia dipandang masih tergantung dengan ekspor berbasis komoditas dan pengimpor minyak mentah.

Secara makroekonomi, UBS yang berkantor pusat di Zurich dan Basel ini juga memproyeksikan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2019 akan tumbuh di level 5%, lebih rendah capaian tahun 2018 sebesar 5,17%.

Setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan ekonomi Indonesia tumbuh di level 5%, yaitu capaian ekspor Indonesia yang dinilai belum menggembirakan, dampak kenaikan bunga acuan di tahun lalu di mana Bank Indonesia mengerek bunga acuan sebanyak 175 basis poin ke level 6% dan investasi yang diperkirakan tumbuh moderat tahun ini.

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2UhGX53
March 06, 2019 at 02:27AM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "UBS Optimistis IHSG Tembus Level 6.660, Ini Alasannya"

Post a Comment

Powered by Blogger.