Adapun sepanjang 2017, ekspor produk furnitur mencapai US$ 1,63 miliar, naik 1,88% dari tahun sebelumnya senilai US$ 1,60 miliar.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, industri furnitur Indonesia yang merupakan sektor padat karya mampu bersaing di pasar global karena ditopang ketersediaan bahan baku, sumber daya manusia (SDM), serta desain yang unik dan menarik.
"Industri furnitur adalah salah satu sektor industri strategis dalam menopang perekonomian nasional dan berperan penting dalam mendukung kebijakan hilirisasi industri. Ini karena berbasis sumber daya alam lokal, bahan baku kita mencukupi dan akan terus dipacu nilai tambahnya," ujar Airlangga, seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (10/3/2019).
Dia menyebutkan, Indonesia merupakan penghasil 80% bahan baku rotan dunia, dengan daerah produsen yang tersebar di berbagai pulau, terutama di Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera.
Selain itu, sumber bahan baku kayu di tanah air juga sangat besar, dengan luas hutan produksi yang mencapai 12,8 juta hektare.
Kemenperin telah memfasilitasi pembangunan Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah, dengan penerapan sistem pembelajaran ganda 70% praktik dan 30% teori.
"Konsep dual system yang dikembangkan bekerja sama dengan Swiss tersebut akan menghasilkan lulusan yang benar-benar sesuai kebutuhan masa depan, terutama dalam memasuki era industri 4.0," kata Menperin.
https://ift.tt/2UtV73l
March 10, 2019 at 11:43PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Top! Ekspor Produk Furnitur Nasional Tembus Rp 23,66 T"
Post a Comment