Berdasarkan sentimen pasar dan hasil analisis secara teknikal, hari ini Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah.
Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) akhir pekan lalu di tutup melemah, hal ini berpotensi memberikan sentimen negatif bagi pasar saham Asia. Dow Jones di tutup turun 0,09%, S&P 500 melemah 0,21%, dan Nasdaq Composite anjlok 0,18%.
Penciptaan lapangan kerja yang sudah mulai terbatas menjadi penyebabnya. Pada Februari, perekonomian AS hanya menciptakan 20.000 lapangan kerja. Jauh dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 180.0000 dan menjadi penciptaan lapangan kerja terendah sejak September 2017.
Dari dalam negeri, sektor-sektor yang ada pada IHSG semuanya melemah. Hawa negatif datang dari Bank Sentral Uni Eropa (European Central Bank/ECB) yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya dari 1,7% menjadi 1,1% untuk 2019.
Sebelumnya, China juga menurunkan target pertumbuhannya ke 6%-6,5% dari target pertumbuhan ekonomi yang dipatok di kisaran 6,5% pada periode yang sama.
Secara teknikal IHSG memasuki fase penurunan jangka menengah, dikarenakan posisinya yang bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam lima puluh hari (moving average/MA50).
Sumber: Refinitiv
|
Indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/MACD), menunjukkan tren penurunan atau membentuk dead cross.
Ruang pelemahannya tampak belum berakhir, indeks belum memasuki wilayah jenuh belinya (overbought), berdasarkan indikator teknikal bersifat momentum seperti stochastic slow (SS) & Relative Strength Index (RSI).
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
https://ift.tt/2TyYY1Z
March 11, 2019 at 03:42PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Waspada! Sinyal Koreksi IHSG Masih Terlihat"
Post a Comment