
Penurunan peringkat utang (rating) tersebut merupakan hasil dari kalibrasi ulang (rekalibrasi) peringkat emiten korporasi di dalam negeri.
Direktur PT Fitch Ratings Indonesia Eddy Handali mengatakan penurunan peringkat tidak hanya terjadi pada peringkat AAA, tetapi juga peringkat lain.
"Dari sekitar 90-an perusahaan penerbitan obligasi yang kami peringkat, hanya sekitar kurang dari 10 perusahaan yang berpotensi diturunkan peringkatnya," ujar Eddy ketika berkunjung ke kantor CNBC Indonesia tadi siang (12/2/19).
Menurut dia, emiten obligasi yang lebih berpotensi diturunkan peringkatnya adalah yang berinduk pada BUMN dan pada perusahaan swasta yang tidak memiliki induk di luar negeri.
Pekan lalu, Fitch Ratings menyatakan akan merekalibrasi skala peringkat nasional Indonesia.
Rekalibrasi dilakukan demi memberi cerminan lebih baik terhadap perubahan kelayakan kredit relatif di antara penerbit utang asal indonesia, setelah Fitch Ratings meningkatkan peringkat utang pemerintah menjadi BBB dari BBB- pada 20 Desember 2017.
Rekalibrasi diprediksi rampung pada akhir Februari.
Peringkat berskala nasional dibuat Fitch Ratings untuk menunjukkan risiko dari penerbit efek utang di pasar tertentu guna membantu investor lokal membedakan risiko.
Untuk di Indonesia, peringkat nasionalnya menggunakan kode (idn).
AAA merupakan tingkat peringkat utang tertinggi, baik nasional maupun internasional.
Jika bentuknya peringkat utang nasional, maka AAA korporasi itu setara dengan peringkat pemerintah.
Perusahaan swasta multinasional juga lumrah menggenggam peringkat nasional AAA karena memiliki induk usaha di negara yang peringkat utang pemerintahnya lebih tinggi daripada peringkat Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/gus)
http://bit.ly/2I7QCcR
February 13, 2019 at 03:23AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "10 Perusahaan Penerbit Obligasi Berpotensi Turun Peringkat"
Post a Comment