Demikian siaran pers GAPKI yang diterima CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (6/2/2019).
GAPKI mencatat peningkatan yang paling signifikan secara persentase dicatatkan oleh biodiesel, yaitu sebesar 851% atau dari 164 ribu ton pada 2017 menjadi 1,56 juta ton pada tahun 2018.
"Peningkatan ekspor biodiesel disebabkan Indonesia memenangkan kasus tuduhan anti-dumping biodiesel oleh Uni Eropa di WTO," tulis GAPKI.
Peningkatan ekspor juga diikuti oleh produk turunan CPO (refined CPO dan lauric oil) sebesar 7% atau dari 23,89 juta ton pada 2017 menjadi 25,46 juta ton pada 2018. Ekspor oleochemical juga mencatatkan kenaikan 16% dari 970 ribu ton pada 2017 menjadi 1,12 juta ton pada 2018.
Foto: Ilustrasi Kelapa Sawit (REUTERS/Luis Echeverria)
|
Sebaliknya, untuk produk CPO membukukan penurunan sebesar 8% atau dari 7,16 juta ton pada 2017 menjadi 6,56 juta ton pada 2018.
"Penurunan ekspor CPO menunjukkan bahwa industri hilir sawit Indonesia terus berkembang sehingga produk dengan nilai tambah/produk turunan lebih tinggi ekspornya dibandingkan dengan minyak mentah sawit (CPO)," tulis GAPKI.
Simak wawancara dengan CFO SSMS terkait industri kelapa sawit di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC] (miq/gus)
http://bit.ly/2MSPEQK
February 06, 2019 at 09:36PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "GAPKI: Ekspor Minyak Sawit RI 2018 34,71 Juta Ton, Tumbuh 8%"
Post a Comment