
Hingga pukul 09:50 WIB, harga CPO kontrak April di Bursa Derivatif Malaysia melemah sebesar 0,43% ke posisi MYR 2.289/ton, setelah ditutup melemah 0,17% pada sesi perdagangan sebelumnya (31/1/2019).
Selama sepekan harga CPO tercatat melemah sebesar 1,63% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun, harga komoditas agrikultur andalan Indonesia ini sudah meningkat 7,92%.
Melemahnya harga CPO masih dipengaruhi oleh nilai ekspor minyak sawit Malaysia periode Januari yang tumbuh lebih lambat daripada perkiraan pelaku pasar.
Teranyar, pada Jumat lalu (1/2/2019) surveyor kargo Societe de Surveillance (SGS) mencatatkan kenaikan ekspor minyak sawit Malaysia sebesar 8,5% dibanding bulan Desember 2018.
"Angka-angka ekspor yang dirilis berada di bawah angka rumor yang beredar di pasar," kata pialang kontrak berjangka yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters.
Selain itu, menjelang libur pada 5-6 Februari besok, pelaku pasar juga cenderung mengamankan keuntungan, mengingat sejak awal tahun harga CPO sudah naik banyak.
Namun sentimen positif juga masih ada dan menahan pelemahan harga CPO.
Harga kontrak minyak kedelai Amerika Serikat naik hingga menyentuh titik tertinggi sejak Juni 2018 pada Jumat lalu (1/2/2019). Naiknya harga minyak kedelai memberikan sokongan pada harga minyak sawit, karena kedua produk tersebut merupakan substitusi satu sama lain.
Selain itu, analis minyak dunia, Thomas Mielke pada konferensi Agritel's Paris Grain Day mengatakan bahwa pasar minyak sawit tahun ini akan mendapat energi positif dari proyeksi permintaan global yang melebihi produksi, mengutip Reuters.
Lebih jauh lagi, Mielke juga memprediksi harga minyak sawit Indonesia akan naik pada kisaran US$ 570 - US$ 620 /ton, mengikuti kenaikan harga minyak kedelai Argentina yang berada di kisaran US$ 730 - US$ 750 /ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/tas)
http://bit.ly/2UDPoYa
February 04, 2019 at 05:18PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jelang Libur Imlek, Harga CPO Melemah 0,43%"
Post a Comment