Dalam penandatanganan pernyataaan bersama (joint ministerial statement) dengan Menteri Integrasi dan Makroekonomi Komisi Ekonomi Eurasia (EEC) Tatyana D. Valovaya di kantornya siang tadi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan kedua pihak akan segera menandatangani Nota Kerja Sama (Memorandum of Cooperation/MoC) di tahun ini.
Enggar menjelaskan, MoC merupakan suatu bentuk kesepakatan untuk membentuk Joint Working Group yang membahas cara dan upaya meningkatkan perdagangan dan investasi kedua pihak. Sebelumnya, EEC sudah menandatangani MoC serupa dengan beberapa negara ASEAN seperti Singapura, Thailand, Vietnam, dan Kamboja.
"Kita mengundang delegasi bisnis Eurasia untuk datang saat penandatanganan MoC itu nanti. Kita juga mengundang mereka datang ke Trade Expo Indonesia tahun ini. Sebaliknya, mereka mengundang delegasi bisnis kita ke St. Petersburg dan Vladivostok. Jadi total akan ada empat kali forum bisnis tahun ini," kata Mendag dalam konferensi pers bersama di kantornya, Kamis (14/2/2019).
![]() |
Sementara itu, Valovaya menjelaskan bahwa penandatanganan MoC di tahun ini merupakan langkah awal untuk membicarakan prospek Free Trade Agreement antara Indonesia dan EAEU. Dia menjelaskan, kesepakatan FTA tentu saja membutuhkan pembicaraan menyeluruh antara pelaku usaha dan pemerintah dari kelima negara anggota EAEU.
"Penghambat yang paling besar sebenarnya adalah kurangnya informasi antar kedua belah pihak. Untuk itu, kita ingin menyediakan informasi seluasnya bagi eksportir Indonesia dan juga sebaliknya," jelasnya.
![]() |
Total perdagangan Indonesia-EAEU pada tahun 2017 mencapai US$ 2,79 miliar. Pada tahun tersebut, ekspor Indonesia ke EAEU sebesar US$ 1,25 miliar dengan produk utamanya adalah minyak kelapa sawit (US$ 386,75 juta), peralatan mesin (US$ 178,16 juta), kopi (US$ 78,97 juta), biji palem (US$ 77,22 juta), dan margarin (US$ 50,92 juta).
Sementara itu, nilai impor RI dari EAEU pada tahun 2017 sebesar US$ 1,54 miliar dengan produk utama antara lain baja setengah jadi (US$ 419,18 juta), pupuk mineral dan kimia (US$ 322,45 juta), gandum dan meslin (US$ 246,16 juta), serta alumunium (US$ 82,89 juta).
Simak video Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita terkait ekspor di bawah ini.
(miq/miq)
http://bit.ly/2S1f13B
February 15, 2019 at 04:11AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kendala Dagang RI dan Negara-negara Eurasia: Minim Informasi"
Post a Comment