Dalam konferensi pers yang digelar pada pukul 11:00 WIB tadi, Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan bahwa PDB pada tahun 2018 tumbuh 5,17% yang mana meningkat dibandingkan tahun 2017 (5,07%).
Sedangkan secara PDB kuartal IV-2018 naik sebesar 5,18% dibanding kuartal IV-2017 (yoy).
Ini berarti pertumbuhan ekonomi tahun 2018 belum mencapai target pemerintah yang sebesar 5,4%.
Namun demikian, angka pertumbuhan ekonomi yang baru saja dirilis tersebut sudah melampaui prediksi konsensus pasar yang berhasil dihimpun oleh CNBC Indonesia pada beberapa waktu lalu.
Sebagai Informasi, konsensus pasar yang dihimpun oleh CNBC Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2018 adalah sebesar 5,15%, yang mana sama dengan prediksi konsensus yang dihimpun Reuters.
Seperti yang telah diduga sebelumnya, pertumbuhan ekonomi yang semakin besar di tahun 2018 banyak ditopang oleh pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga dengan andil sebesar 2,74%.
Tercatat konsumsi rumah tangga sepanjang 2018 tumbuh sebesar 5,05%, yang mana meningkat dari tahu 2017 yang hanya sebesar 4,95%.
Selain itu, pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga tahun 2018 merupakan yang paling di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Subkelompok dalam konsumsi rumah tangga yang tumbuh paling pesat sepanjang 2018 adalah subkelompok Restoran dan Hotel, dimana tumbuh 5,74%. Sedangkan subkelompok Makanan dan Minuman selain restoran hanya tumbuh 5,05% sepanjang 2018.
Menurut Suhariyanto, hal tersebut mengindikasikan adanya perubahan pola prilaku masyarakat seiring dengan semakin mudahnya mendapatkan makanan jadi berkat bantuan teknologi.Sedangkan, penyumbang terbesar kedua pertumbuhan ekonomi tahun 2018 adalah Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) dengan andil sebesar 2,17%.
Tingginya pertumbuhan PMTB sepanjang 2018 yang sebesar 6,67% didukung oleh pembangunan infrastruktur yang berlangsung di beberapa daerah.
Lagi-lagi seperti yang telah diperkirakan, net ekspor (ekspor-impor) sepanjang tahun 2018 menjadi komponen yang menghambat pertumbuhan ekonomi dengan andil sebesar 0,99%. Padahal di tahun 2017, net ekspor masih menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 0,31%.
Pasalnya, pada tahun 2018, pertumbuhan impor yang mencapai 12,04% tidak diimbangi oleh pertumbuhan ekspor yang hanya 6,48%.
Lambatnya pertumbuhan ekspor di tahun 2018 kuat dipengaruhi oleh turunnya nilai ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) karene beberapa faktor seperti harga yang jatuh, naiknya bea impor CPO India, dan kampanye negatif CPO di eropa.
Mengingat CPO menyumbang lebih dari 10% total ekspor Indonesia, tentu akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan nilai ekspor.
(taa)
http://bit.ly/2HU2mjd
February 06, 2019 at 08:24PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Konsumsi Rumah Tangga Jadi Penyelamat PDB 2018"
Post a Comment