Search

PGN Ikut Turun Tangan di Mega Proyek Green Diesel RI

Jakarta, CNBC Indonesia- RI tengah menyusun proyek akbar untuk memproduksi bahan bakar minyak yang hijau dan ramah lingkungan. Proyek yang dijalankan oleh Pertamina dan penelitian dari ITB ini, belakangan menggandeng PT PGN Tbk (PGAS) untuk turut serta.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengatakan untuk proyek green BBM atau green diesel ini berencana untuk optimalkan konversi kelapa sawit jadi bahan bakar. "BPPT, Pertamina, ITB sudah jadi semua. Kita bikin terintegrasi sehingga harapannya tahun depan sudah mulai ada percobaan untuk gunakan palm oil untuk green diesel. Di samping B20 dan B30 juga jalan terus," kata Luhut, Senin (4/2/2019).

Lalu, Luhut meminta PGN untuk ikut terlibat dalam proyek. "Gimanapun gasnya harus ada," kata Luhut. Nanti, para lembaga ini akan membuat kelompik kerja untuk menentukan hitungan biaya dan lainnya dalam dua pekan ini.

Direktur Utama PGN Gigih Prakoso di kesempatan serupa mengatakan PGN ikut dalam proyek kerjasama pengembangan biodiesel dan green diesel ini. Saat ini, katalisnya sedang dikembangkan oleh ITB dan rencananya digunakan di kilang-kilang Pertamina.

"Tadi kami follow up, kami akan coba buat kajian keekonomiannya," jelas Gigih. Dari paparan BPPT, lanjut Gigih, jumlah CPO yang dibutuhkan untuk proyek green diesel ini sekitar 9-12 juta ton.

Rencananya, empat kilang Pertamina akan terus dikembangkan untuk hasilkan bahan bakar energi hijau. Mulai dari green gasoline (Pertamax Cs) -green diesel (solar), green LPG, sampai green avtur. 

Tiga kilang yang dimaksud adalah kilang Plaju, kilang Cilacap, kilang Balongan, dan kilang Dumai. Namun, semuanya dilakukan secara bertahap. 

Berdasarkan paparan Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero), Budi Santoso Syarif, sampai saat ini Pertamina telah uji coba di Kilang Plaju dengan metode co processing. Di kilang Plaju, Pertamina menguji coba mencampur CPO dengan minyak crude (mentah).

"Nanti dicampurnya dengan katalis cracking, katalis merah putih yang hasil produk dalam negeri. Ini di ujicoba 5 Desember 10 Desember, RBDPO dimasukkan ke Plaju. Kami coba tambahkan minyak sawit, dan oktan number bahan bakarnya naik terus," kata Budi, Kamis (27/12/2018).

Ia merinci saat dicampur minyak sawit 5%, oktannya menjadi 90,7. Ditambah 7,5% oktannya bisa 91,3. Dan terakhir kandungan sawit dinaikkan jadi 12%, oktan numbernya pun mencapai 92. 

Proyeksinya jika berjalan lancar, produksi green gasoline 92 bisa mencapai 3 juta barel per bulan atau 487 ribu KL. Sementara LPG bisa mencapai 1 juta barel per bulan atau 104 ribu ton per bulan. "Ini bisa kurangi penggunaan crude 23 ribu barel sehari setara dengan penghematan US$ 500 juta per tahun." (gus)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2UCearK
February 04, 2019 at 08:15PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "PGN Ikut Turun Tangan di Mega Proyek Green Diesel RI"

Post a Comment

Powered by Blogger.